KABAR DUTA

Rifqi dan Wait Tetap Harumkan PPA. Lubangsa Selatan dalam Dunia Tulis-Menulis

ANNUQAYAH – Sebelum menghadapi liburan Idul Adha 1435 para santri Annuqayah disuguhi beraneka macam lomba yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) yang bekerjasama dengan Lajnah Falakiyah (LF) Pondok Pesantren Annuqayah. Lomba tahunan tersebut terbuka bagi setiap santri dari masing-masing daerah di semua tingkatan pendidikan, baik siswa ataupun mahasiswa. Dan di PPA. Lubangsa Selatan, walaupun tanpa ada dukungan berupa motivasi dari pengurus pesantren, sebagian santri tetap semangat mengikuti beberapa lomba yang diselenggarakan selama tujuh hari tersebut.

Dari PPA. Lubangsa Selatan ada sekitar empat santri yang mengikuti lomba tersebut, di antaranya Ach. Riyanto, Abd. Rahman Wahid dalam lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an. Sementara Ainur Rifqi (Ketua Perpustakaan) dan Saiful Fawait (wartawan Duta Santri) turut berpartisipasi dalam Musabaqah Makalah Ilmiah Al-Qur’an (M2IQ).

Berdasarkan pantauan wartawan Duta Santri Ainur Rifqi dan Saiful Fawait masuk nominasi dan melakukan presentasi karya pada Ahad (21/9) malam untuk kategori putra. Rifqi dengan judul makalahnya Al-Qur’an, Jalan Menuju Kesuksesan dan Wait dengan judul tulisannya Membedah Pesan Tuhan dalam Al-Qur’an Tentang Substansi Bahagia beserta peserta lainnya memberikan pertanggungjawaban atas karya masing-masing di depan Habibullah Salman selaku juri pada lomba MIQ tersebut.

Harapan Rifqi dan Wait bukanlah sekedar harapan belaka. Perjuangan yang mereka lakukan tidak sia-sia. Pada acara malam puncak Perayaan Lailatul Qira’ah ke-3 dan Olimpiade Falakiyah Kamis (25/9) malam, Rifqi dinobatkan sebagai juara III, dan Wait mendapat juara II. Sementara, juara I diraih oleh Rifaqi delegasi PPA. Latee.

“Sebenarnya saya merasa malu untuk ikut dalam lomba tersebut. Sebab saya tidak mahir membuat makalah (menulis, Red.). Saya mengikutinya hanya karena ingin mengharumkan nama PPA. Lubangsa Selatan. Sebagaimana diketahui, PPA. Lubangsa Selatan sejak dulu dikenal dengan dunia literasinya, masak tidak ada yang ikut,” ungkap Saiful Fawait setelah dikukuhkan sebagai juara. “Maka dari itu, saya mantapkan niat dalam hati, saya harus ikut walaupun saya tidak tahu membuat makalah,” sambung mantan Ketua Perpustakaan periode 2013-2014 itu.

Wait dan Rifqi mengaku bangga karena keinginannya untuk tetap mengharumkan nama PPA. Lubangsa Selatan dalam dunia tulis-menulis menjadi kenyataan. Sekalipun minim dukungan dan motvasi, akhirnya mereka dapat membuktikan bahwa mereka bisa. “Meski bukan juara I, saya tetap wajib bersyukur kepada Allah,” terang Wait yang saat ini berstatus sebagai siswa Madrasah Aliyah Tahfihd (MAT) Annuqayah itu. [Riel/Yon/Yadi]

Kegiatan Eksplorasi Padi LS Dihadiri Tamu Istimewa

PADI LS – Komunitas sanggar Padi sebagai organisasi yang konsisten dalam bidang sastra, Kamis sore (18/9) melaksanakan rekrutmen anggota baru yang bertempat di pantai Lombang Kec. Batang-Batang. Kegiatan perekrutan anggota baru tersebut dikemas dengan acara eksplorasi; penjelajahan lapangan dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman pengetahuan yang banyak terutama yang bersumber dari alam.

Menurut Roni Mulyadi selaku senior Padi, kegiatan eksplorasi tahun sekarang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pihaknya mengatakan pada pelaksanaan eksplorasi tersebut mendapatkan tamu istimewa. Dedi Anwari selaku Ketua pengurus dan Humaidi sebagai anggota Keamanan dan Ketertiban (KAMTIB) hadir ke tempat acara. “Bagi saya, hal demikian dianggap istimewa, karena dalam sejarah kepemimpinan di PPA. Lubangsa Selatan, baru kali ini ketua pengurus mampu mengontrol kegiatan ekstra secara langsung. Walaupun jika dinilai secara konstitusi pesantren—dalam agenda kerja harian—tidak pernah direncanakan dalam rapat pleno. Atau juga belum bisa dikatakan sebagai program insidentil, karena sebelum pelaksanaan tidak melalui kesepakatan bersama,” jelasnya.

Di samping itu, Ahmad Naufal selaku ketua panitia mengatakan bahwa acara eksplorasi dimulai pada Kamis sore hingga Jum’at sore, yang diikuti oleh 18 peserta, 10 orang Panitia dan 15 orang pengurus Padi. “Bagi komunitas sanggar, kegiatan ekplorasi penting untuk diadakan, sebagai pengenalan awal tentang seni; dasar-dasar seni. Sehingga tidak perlu dipertentangkan jika pada pelaksanaan kegiatan eksplorasi tahun ini, pengurus Padi dan panitia banyak memberikan penyajian keapada anggota baru,” paparnya. 

Lebih lanjut, Naufal menuturkan, “Setidaknya ada delapan materi yang dibekalkan kepada peserta eksplorasi; sejarah Padi disampaikan Moh. Khalil, dalam bidang Kesusastraan, Samhudi Abdullah sebagai tutornya. Kemudian teknik-teknik menulis puisi dijelaskan oleh Deni Hidayat dan keteateran dibimbing Ghazali Mawardi, salah satu senior sekaligus alumni sanggar Padi. Untuk Gestur (olah tubuh), Moh. Hilman sebagai fasilitatornya, serta Nasim Hamid dalam bidang oleh vokal dan Keaktoran sebagai penyaji. Kemudian, prihal penulisan naskah dan Penyutradaraan disajikan oleh Mulyono El-Maduri,” tuturnya. 

Berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan eksplorasi, Dedi Anwari menanggapi bahwa pihaknya mendapatkan instruksi dari K. Moh. Halimi Ishom selaku pengasuh, untuk mengontrol ke tempat acara secara langsung. “Walaupun awalnya, beliau menginstruksikan sekaligus merekomendasikan kepada teman-teman Kamtib untuk mengontrol. Namun, berhubung teman-teman Kamtib memilki jadwal piket jaga pada acara lomba Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ), hanya tinggal Humaidi, akhirnya saya menemani dia untuk melakukan pengontrolan tersebut,” tandasnya. [Yon/Iet/Viel]

Dikdat Mewajibkan Santri Menghafal Doa-Doa Sebagai Syarat Berlibur Idul Adha

DIKDAT – Seperti tahun-tahun sebelumnya, saat menjelang liburan pengurus Departemen Pendidikan dan Pribadatan (Dikdat) mewajibkan santri tingka MTs dan MA sederajat, menghafal doa-doa (Lafadz niat puasa, bilal ‘idain sampai pada bilal salat jum’at) sebagai sayarat untuk mereka berlibur. Mahekal El-Yunus Muhammad selaku anggota Dep. Dikdat mejelaskan bahwa menjelang liburan Idul Adha tahun ini, pengumuman hafalan sudah disampaikan satu bulan sebelumnya. “Jadi, mereka bisa menyetor hafalan yang telah ditentukan itu sejak pengumuman dikeluarkan, hingga tanggal 2 September, bersamaan dengan penyetoran kartu pulang,” jelasnya.

 Menurut Haikal, sapaan akrab Mahekal El-Yunus Muhammad, dia memaparkan, “Bahwa untuk tingkat MTs dan MA dibedakan, yakni siswa MTs hanya wajib menghafal lafal niat puasa Tarwiyah, ‘Arafah, Nahr dan bilal Idul Adha. Sementara untuk tingkat siswa MA sederajat diwajibkan menghafal niat puasa Tarwiyah, ‘Arafah, Nahr, bilal Idul Adha, seperti halnya siswa MTs, serta ditambah dengan bilal salat Jum’at. Kemudian, untuk penerima penyetoran hafalan adalah semua pengurus Dikdat, kemudian Dedi Anwari, Helmi, Daifurrahman, Humaidi, Hariyadi, Rofiqi,” paparnya. 

Lebih lanjut Haikal menambahkan bahwa hingga kemarin (23/9) diperkirakan sudah separuh santri (tingkat MTs dan MA sederajat) yang menyetor hafalannya. “Namun sangat disayangkan mereka menyetor hafalannya dengan angsur. Berkenaan dengan itu, saya masih bisa memaklumi untuk tingkat MTs karena mereka masih disibukkan dengan Bimbingan dan Pembinaan Santri Baru (Binasaba), serta sebagian masih belum kerasan di Pondok,” ujarnya. [Yon/Iet/Yadi]

Merasa Lebih Enjoy Meski Dirundung Kecewa

Menyambangi Herman S, ketua terpilih Iksandalika 2014-2015 pascapelengserannya sebagai calon operator rental

Kepercayaan yang diberikan untuk mengemban suatu amanah, timbul akibat pribadi seseorang. Pribadi yang dianggap mampu selalu menjadi jujukan di setiap keadaan. Namun, tidak selamanya kemampuan yang dimiliki akan mendapat tempat tatkala iri hati, kecemburuan dan kedengkian mengusik karena kesukuan. Itulah sekilas gambaran pengalaman pahit Herman S santri asal Dungkek.
 
MOH. HUSRIL MUBARIQ, Lubsel

Suasana pagi ketika Duta Santri bermaksud untuk menemui Herman S pada Kamis (25/9), begitu cerah. Saat menuju kamarnya di blok D/1, terlihat beberapa santri masih memakai seragam sekolah putih abu-abu. Tidak sedikit juga dari mereka yang mengenakan baju putih dengan celana dongker, lalu-lalang pulang dari sekolah saat jam istirahat.

Ketika hendak melakukan wawancara dengan Herman S, ternyata yang bersangkutan sedang berada di asrama blok B/6. Dalam kamar gedek berukuran kecil itulah Herman menyambut Duta Santri dengan sebuah senyuman. Lalu mempersilakan untuk duduk bersamanya dan memulai kegiatan wawancara.

Sebagaimana diwartakan pada sekian edisi sebelumnya, Herman telah terpilih sebagai calon operator rental baru yang dipelopori langsung oleh pengasuh PPA. Lubangsa Selatan K. Moh. Halimi Ishom. Namun, selang beberapa waktu kemudian pihaknya dilengserkan dari posisinya. Menurut Herman, salah satu alasan pelengserannya ialah mengenai kesukuan. “Saya tidak bisa menunjukkan rasa senang atau sesal. Saya lebih enjoy saja, karena kalau (bertugas, Red.) di rental, saya harus intens,” tuturnya. “Selebihnya, saya menganggap saya belum pantas untuk berada di sana (sebagai operator rental, Red.),” sambung santri sekaligus mahasiswa baru jurusan PAI Instika itu.

Lebih lanjut, di satu sisi Herman mengaku kecewa mengenai alasan kesukuan yang menyebabkan pihaknya harus gigit jari. “Saya tidak suka dengan cara mereka. Karena melihat latar belakang saya, lantas saya harus menerima ini,” katanya dengan ekspresi wajah penuh kemasygulan. “Kalau masalah baik atau tidak baik, tidak usah memandang kesukuan. Seperti kata pak Jokowi (Joko Widodo, Presiden terpilih 2014-2019), kenapa Indonesia banyak yang mengatakan kurang baik, karena yang dibicarakan dari Indonesia hanya pada sisi tidak baiknya. Maka, untuk mengatakan Indonesia baik, lihatlah dari sisi baiknya pula,” imbuhnya.

Pascapelengseran Herman S sebagai calon operator rental, sama sekali tidak mengurangi kapabilitas pada diri santri asal Dungkek itu. Namun justru ia mendapat kepercayaan untuk memimpin satu-satunya organisasi berbasis kemasyarakatan di PPA. Lubangsa Selatan, yakni Ikatan Santri Muda Lintas Kecamatan (Iksandalika). “Sebelum terpilih, sebenarnya saya tidak ada keinginan untuk menjadi ketua. Sebab, saya merasa kurang mampu,” ucapnya merendah.

Siap tidak siap Herman mesti menghargai kenyataan hari ini. Oleh karenanya, ia pun harus segera fokus pada apa yang akan ia lakukan selama satu tahun ke depan. Sebagai langkah awal, pihaknya telah mempersiapkan nama-nama santri yang bakal menjadi pengurus Iksandalika. “Kemarin saya dan Tim Formatur sudah menyusun struktur pengurus Iksandalika. Untuk kepengurusan, tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya,” terang pria yang memiliki angka kelahiran 21 Desember 1996.

Lain dari itu, Herman mengaku telah memiliki pandangan jauh dan rancangan luas mengenai apa yang hendak ia lakukan demi kemajuan Iksandalika. “Kalau melihat Iksandalikia kemarin, anggota Iksandalika tidak padu, dalam artian kurang kompak. Kegiatan Iksandalika tahun lalu monoton. Barangkali itu yang membuat mereka kurang kompak,” katanya. “Jadi, saya akan berusaha untuk mengadakan kembali kegiatan diskusi dan lain semacamnya untuk membangun kesolidan di antara kami,” jelas santri itu menyampaikan harapan dan misi hatinya sebelum mengakhiri wawancara. []

Kru Duta Santri Kunjungi Kediaman Direktur

Bragung – Selasa malam (22/9) seluruh kru Duta Santri mendapatkan undangan dari Derektur Koran Duta Santri, Hariyadi 25, untuk menghadiri acara khatmil Qur’an yang diselenggarkan di rumahnya dusun Lengkong Barat desa Bragung Guluk-Guluk. Kunjungan tersebut merupakan kali kedua yang dilakukan oleh seluruh kru Duta Santri, setelah sebelumnya mengadakan kunjungan dengan agenda yang sama.

Dalam kunjungan kali ini seluruh kru Duta Santri tidak datang secara bersamaan, karena ada beberapa kepentingan dari masing-masing kru. Turut hadir juga Syafiqurrahman pengurus departemen Sarum (Sarana Umum) yang hadir mendampingi Naufil Musfa (Reporter Duta Santri) yang datang lebih akhir. kunjungan ini juga dihadiri oleh beberapa warga sekitar karena khatmil Qur’an tersebut memang acara masyarakat sekitar. “Khatmil Qur’an ini merupakan acara adik ipar saya yang melibatkan beberapa warga,” ungkap Direktur Duta Santri Hariyadi.

Acara yang dimulai setelah salat Isya tersebut tidak sesuai dengan harapan, karena pada senin malam kemarin listrik padam di daerah Guluk-Guluk-Ganding. Akibatnya khataman yang dihadiri oleh sekitar 30 orang tersebut gagal dan diganti dengan pembacaan tahlil bersama. [Iet]

Kantor SMK lama Menjadi Ruang tetap Siswa Kelas V MD

MD – Sejak beberapa tahun yang lalu, dalm proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Annuqayah menempati gedung auditorium Madrasah Diniyah PPA. Lubangsa Selatan. Dua ruangan dijadikan kelas, sementara satu ruang lagi (paling selatan) dijadikan kantor SMK. Sebab, gedung SMK sendiri masih dalam tahap Pembangunan. “Saat ini, berkenaan dengan SMK sudah bisa ditempati, maka pihak SMK pindah ke Gedung Baru yang terletak ± 7,5 meter ke selatan dari asta KH. Abdullah Sajjad,” ungkap Moh. Wahied selaku Kepala Madrasah Diniyah.

Di samping itu, Wahied juga menjelaskan bahwa sebelum kantor SMK lama ditempati siswa kelas V MD, pihaknya terlebih dahulu menghubungi pihak SMK tentang status kantor SMK tersebut. “Setelah saya konfirmasi dengan mereka ternyata kantor SMK lama sudah bisa ditempati KBM Madrasah Diniyah. Karena semua kegiatan SMK sudah dipndah ke gedung baru,” jelasnya.

Kemudian, persoalan kantor SMK lama dijadikan ruang tetap untuk kelas V MD, disebabkan karena siswa kelas V sulit dikondisikan. “mon guruna ta’ dateng, siswa kelas lema’ tak mangkat, (kalau gurunya belum datang, siswa kelas lima tidak berangkat). Awalnya (sebelum SMK pindah ke gedung baru) siswa kelas V bertempat di masjid PPA. Lubangsa Selatan. Sehingga dengan adanya ruang tetap untuk kelas V tersebut, dapat meringankan kami (pihak diniyah) untuk mengkondisikan sekaligus mengontrol mereka,” jelas Wahied saat ditemui di kontor Madrasah Diniyah Selasa siang (23/9).

Helmi, Wakil Kepala Madarah Diniyah membenarkan bahwa gedung Auditorium Madrasah Diniyah tidak lagi menjadi ruang bersama dengan pihak SMK. Menurutnya, sudah sekitar seminggu yang terakhir ruangan paling selatan itu digunakan untuk melaksanakan KBM. “Mengenai prosedur selanjutnya, saya kurang banyak tahu,” terangnya saat ditemui di depan kantor Madrasah Diniyah pada Kamis (25/9) pagi. [Yon/Vil/Ron]

Ditodong, Ketua Kelas Kerja Sama Melakukan Pemalsuan Absen

MADRASAH DINIYAH – Di sebuah institusi, organisasi atau lembaga-lembaga pendidikan jamak ditemui terjadinya pelanggaran-pelanggaran. Termasuk di lembaga pendidikan non-formal PPA. Lubangsa Selatan. Awal pekan lalu, pihak Madrasah Diniyah menemukan pelanggaran yang tidak patut dilakukan oleh santri. Sekian siswa dipanggil dan disanksi oleh pihak sekolah akibat melakukan pemalsuan absen.

Menurut Helmi, Wakil Kepala Madrasah Diniyah, sebenarnya untuk menghindari pelanggaran seperti itu absen harian siswa telah dipasrahkan kepada ketua kelas masing-masing. Namun, usaha tersebut belum mampu meredam kenakalan siswa. “Kalau pengakuan dari salah satu ketua kelas, dia ditodong untuk mengubah absen,” ungkap Helmi mengemukakan insiden terjadinya pelanggran siswa tersebut.

Lebih lanjut, Helmi menuturkan, penodongan dimaksud bukan dalam arti diancam. Akan tetapi pelaku pemalsuan absen mengaku tidak masuk sekolah karena pada saat yang bersamaan siswa itu sedang berhalangan. Oleh karenanya siswa tersebut menyuruh ketua kelas untuk mengubah absen.

“Ditodong di sini, misal siswa tersebut mengaku sedang dimintai tolong pihak keluarga dhallem, sehingga ia meminta ketua kelasnya agar mencatatnya hadir dan mengikuti kegiatan KBM (kegiatan belajar mengajar),” jelas Helmi saat ditemui di depan kantor Madrasah Diniyah. Meski demikian, berkaitan dengan kejadian tersebut, sekolah tidak menerima pemberitahuan dari pihak keluarga dhalem. Padahal seharusnya ada konfirmasi lebih lanjut jika memang siswa yang bersangkutan benar-benar sedang dibutuhkan, hingga tidak bisa masuk kelas.

Sebagai sanksinya, Helmi mengatakan, siswa yang melakukan pemalsuan absen diberdirikan di depan kantor Madrasah Diniyah. “Kami menindaklanjuti dengan mengumpulkan semua ketua kelas agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Jika terjadi (ada siswa yang dibutuhkan keluarga dhalem pada jam sekolah) lagi, ketua kelas cukup memberi tahu ke pihak Madrasah Diniyah tanpa harus mengubah absen. Biar kami yang mengurus,” tandas santri sekaligus mahasiswa pascasarjana Instika itu pada Kamis (25/9) pagi. [Riel/Lunk/Vil]

Hazbul Bahar sebagai Tuan Rumah Pertemuan Alumni Dua Bulanan

PESSAN — Persatuan Santri dan Simpatisan (Pessan) sebagai satu-satunya organisasi yang mewadahi semua alumni PPA. Lubangsa Selatan memiliki orientasi sederhana namun ideal, yakni mempererat ukhuwah islamiyah sesama alumni. Di samping itu, para alumni tetap mengharap doa pengasuh agar mereka, walaupun berstatus alumni, tetap “nyambung” dengan kiai secara batin. “Dalam pertemuan alumni dua bulanan yang dilaksanakan setiap hari Ahad wegi ini, diisi dengan pengajian kitab Riyadus Shalihin bersama,” ungkap Hariyadi sebagai perwakilan pengurus PPA. Lubangsa Selatan yang hadir dalam acara pertemuan rutin tersebut.

Dalam acara pertemuan alumni dua bulanan yang berlangsung di Desa Ketawang itu, Master of ceremony memulainya pada jam 14.13 wib yang kemudian dilanjutkan dengan Ummul Furqan yang dipimpin oleh K. Moh. Halimi Ishom. Pembacaan Yasin dan Tahlil dipimpin K. Syamsul Arifin dan K. Muqit Amir sejak jam 14.35-14.49 wib. Setelah pembacaan Yasin dan Tahlil selesai maka dilanjutkan dengan pengajian Kitab Riyadus Shalihin oleh K. Moh. Halimi Ishom selama enam puluh sembilan menit, terhitung mulai 14.49-15.58 wib.
 
Lebih lanjut, Hariyadi menjelaskan bahwa musyawarah rutin dua bulanan pada acara pertemuan rutin dua bulanan itu, dipimpin oleh K. Musleh Alif. Di tengah-tengah musyawarah, K. muqit Amir mengusulkan sumbangan dari alumni tidak hanya untuk pesantren, melainkan juga untuk tuan rumah dengan nominal “seikhlasnya”, sebagai ganti kunsumsi. Namun usulan K. Muqit tersebut tidak disepakati oleh forum dengan beberapa pertimbangan. Selain itu, K. Musleh Alif yang akrab disapa dengan K. Uli’, juga mengusulkan bahwa pertemuan dua bulanan harus mengadakan arisan untuk semua alumni. Akan tetapi, usulan K. Uli’ itu, dengan pertimbangan bahwa tidak semua alumni bisa hadir saat pertemuan rutin dua bulanan, forum pun tidak menyetujuinya. “Kemudian, dalam musyawarah pertemuan rutin dua bulanan tersebut menyepakati bahwa pertemuan selanjutnya bertempat di rumah Wari desa Jaddung Pragaan,” jelasnya. [Yon/Ron/Lunk]

Kepala MD Laksanakan Evaluasi KBM yang Kedua

MADRASAH DINIYAH — Setelah kepemimpinan Madrasah Diniyah (MD) digerakkan Moh. Wahied maka sistem pengorganisasiannya semakin maksimal. Salah satu indikasi bahwa sistem keorganisasian di MD semakin baik adalah adanya evaluasi tentang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), serta terwujudnya intensitas pengontrolan seorang kepala kepada bawahannya. Menurut Moh. Wahied selaku kepala MD mengatakan, “evaluasi pra-KBM dan KBM yang kami laksanakan Ahad malam (14/9) itu, merupakan evaluasi yang kedua kalinya, setelah saya menjabat sebagai kepala MD. Evaluasi tersebut, memiliki tujuan penting yaitu agar dapat mengetahui terhadap maksimal-tidaknya pra-KBM dan KBM yang telah MD laksanakan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Wahied memaparkan, “pra-KBM yang dimaksud adalah kewajiban siswa MD menghafalkan materi sebelum KBM dimulai, seperti sharraf dan imrithi. Jadi, dari pihak MD memang membuat aturan bahwa sebelum KBM dilakukan, sambil lalu menunggu guru, siswa diwajibkan untuk menghafalkan materi-materi yang telah ditentukan tersebut. Hal demikian inilah, yang dikatakan dengan pra-KBM,” paparnya.

Kemudian, evaluasi KBM dilakukan mempunyai cakupan pada siswa tidak sopan kepada guru (berbicara saat guru menerangkan, sering tidak membawa kitab), siswa bolos sekolah serta mencarikan solusi bagi kelas yang gurunya berhalangan. “Soal siswa kurang sopan saya menyampaikan kepada para guru agar siswa-siswa tersebut diberi arahan. Kemudian untuk yang sering bolos sekolah saya sarankan kepada kesiswaan untuk diperketat dipenyanksian,” jelas santri berkacamata itu.

“Dan bagi kelas yang tidak ada gurunya saya usahakan untuk diisi dengan kegiatan lain semisal mengulang materi yang telah dinaikkan, menghafal sharraf dan sebagainya walaupun tidak harus melalui guru piket. Sebab saya untuk mengangkat guru piket di MD, tenaganya masih minim. Dan ingin memfungsikan alumni kelas VI sebagai guru piket, mereka hanya bisa masuk untuk kelas I dan II. Untuk kelas III dan seterusnya mereka tidak mau. Akhirnya saya memutuskan tidak mengangkat guru piket, dan bagi siapa saja yang lowong (Pengurus MD) bisa masuk jika ada kelas kosong,” terang laki-laki lulusan Tafsir Hadits STIKA (sekarang Ilmu Qur’an dan Tafsir Instika) itu. [Yon/Vil/Ron]

KPO Laksanakan Pemilihan Ketua Iksandalika

IKSANDALIKA — Pengurus Ikatan Santri Muda Lintas Kecamatan (Iksandalika) membentuk Panitia Komisi Pemilihan Organisasi (KPO) sejak empat bulan sebelumnya. Namun kerja ekstra panitia KPO baru terlihat empat hari yang lalu. Tujuan pengurus Iksandalika menbentuk panitia KPO sebelum masa jabatan ketua Iksandalika berakhir, agar pemilihan ketua baru Iksandalika tidak molor. Akan tetapi, dikarenakan beberapa hal seperti pengurus Iksandalika sendiri masih memiliki kesibukan (menjabat sebagai pengurus Lembaga Pers Mahasiswa Instika), kemudian juga panitia KPO sendiri masih banyak memiliki jabatan ganda (Ketua KPO sekaligus Ketua Perpustakaan) sehingga pemilihan ketua baru Iksandalika baru bisa dilaksanakan pada Kamis malam (18/09).

Selain itu, Ainur Rifqi selaku ketua panitia KPO juga memaparkan bahwa dalam rangkaian acara pemilihan ketua Iksandalika yang dilaksanakan Kamis malam lalu tidak ada laporan Pertanggung Jawaban (LPJ). Sebab ketua Iksandalika Mas Zawi hanya menyarankan pemilihan ketua Iksandalika secara cepat karena masa jabatannya sudah berakhir pada bulan Juni lalu, tiga bulan yang sebelumnya. “Hal itu perlu kita maklumi karena memang Mas Zawi benar-benar sibuk dengan penerbitan majalah Fajar LPM Instika,” paparnya.

Lebih lanjut, Rifqi menambahkan, “ada tiga calon yang resmi bersaing pada pesta demokrasi nanti, yaitu Herman M., Herman S. asal desa Dungkek kec. Dungkek dan Abd. Aziz Roriqi asal desa Taman Sare kec. Dungkek. Berkenaan dengan foto calon beserta Visi-Misinya sudah dipampang Kamis pagi di sekitar jalan menuju asta Abdullah Sajjad. Dari tiga calon tersebut, akan dipilih satu calon yang akan dinobatkan sebagai ketua Iksandalika yang baru,” jelasnya.

Menurut pantauan Duta Santri pada Kamis malam bahwa KPO melaksanakan pemilihan ketua Iksandalika dan yang terpilih adalah saudara Herman S nomor urut tiga dengan memperoleh sebanyak 21 suara. Sementara Herman M. nomor dua meproleh 6 suara, dan saudara Abd. Aziz Rofiqi memperoleh 13 suara. 

Berkaitan dengan keberadaan Iksandalika sekarang, Helmi koordinator Kepustakaan dan Pengembangan Wawasan (Puspenwas) menaruh harapan besar terhadap ketua terpilih nanti, agar kegiatan Iksandalika bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. “Selain itu, Helmi juga menyarankan kepada pengurus Iksandalika agar tidak hanya memprioritaskan kegiatan-kegiatan tahunan. Akan tetapi, semampu mungkin pengurus Iksandalika harus memperhatikan terhadap kegiatan mingguan (rutinitas), serta kegiatan-kegiatan bersifat akademis semisal diskusi, penyajian dan lain sebagainya,” tandasnya. [Yon/Iet/Yadi]

Kegiatan Kelas Akhir Masih Terkendala

BERLALU: K. Moh. Halimi Ishom memberikan tausiyah di depan santri kelas akhir tahun lalu.



KELAS AKHIR — Kegiatan bimbingan khusus kelas akhir untuk tahun ini masih belum siap dilaksanakan sebab dikarenakan beberapa hal. Di antaranya struktur panitianya belum selesai (hanya ketuanya yang ada), serta masih belum ada perencanaan yang matang. “Saya sendiri masih bingung berkaitan dengan kegiatan kelas akhir ini. Saya memiliki rencana mengundurkan diri, namun sebelumnya, saya masih mau konsultasi terlebih dahulu kepada pengasuh. Jadi, keputusan terakhir setelah nanti saya konsultasi dengan pengasuh,” kata ketua panitia saat dikonfirmasi wartawan Duta Santri Kamis siang (18/9). 

Lebih lanjut laki-laki asal Jember itu menjelaskan, “kegiatan kelas akhir masih belum terlintas sama sekali dalam pikiran saya. Sebab saya sudah mengutarakan saat pemilihan ketua kemarin, tentang ketidaksiapan saya,” jelasnya.

Berkaitan dengan hal di atas, Dedi Anwari selaku ketua pengurus berharap agar kegiatan bimbingan khusus kelas akhir tetap bisa dilaksanakan. “Saya akan mendampingi panitia kelas akhir, sebab sekarang sudah molor waktunya,” janjinya. “Sementara masa kegiatan kelas akhir sangat singkat (setelah pelulusan nanti sudah tidak ada lagi), berbeda dengan kegiatan pelokalan,” imbuhnya. [Yon/Iet/Yadi]

Pengaktifan Kegiatan PSB Ngambang

PSB – Pekan lalu santri baru PPA. Lubangsa Selatan sudah kelar mengikuti kegiatan Bimbingan dan Pembinaan Santri Baru (Binasaba) selama lima hari. Namun, seperti yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, untuk pengenalan kegiatan pesantren secara umum para santri baru tidak cukup hanya dengan mengikuti Binasaba. Akan tetapi, mereka harus ikut kegiatan Pelokalan Santri Baru (PSB) hingga satu tahun ke depan.

Kegiatan yang diberikan khusus untuk santri baru itu merupakan program yang berada di bawah pengawasan pengasuh secara langsung. Yakni bukan kegiatan yang direncanakan dan dijalankan oleh pengurus pesantren. Hanya saja, untuk menyukseskan jalannya kegiatan, dibentuklah panitia PSB secara struktural.

Humaidi, selaku pengurus terpilih menjadi ketua panitia PSB yang kedua kalinya, masih belum menentukan kapan waktu pelaksanaan kegiatan PSB akan dimulai secara resmi. “Rencananya liburan (Idul Adha, Red.) ini akan dimulai. Tapi, masih menunggu keputusan rapat selanjutnya,” ucapnya saat ditemui di depan kantor pesantren Selasa (16/9) lalu.

Menurut Humaidi, sekalipun kegiatan PSB belum dimulai secara resmi semua santri baru sudah aktif berada di asrama PSB. Oleh karenanya, panitia PSB sudah memulai kegiatan tadarus setelah salat jemaah Maghrib sebagai salah satu kegiatan harian. “Kegiatan-kegiatan yang lain belum dilakukan, karena kegiatan PSB belum diaktifkan (secara resmi, Red.),” terang Humaidi.

Lebih lanjut, Humaidi menambahkan, dijalankannya kegiatan tadarus merupakan langkahnya bersama panitia yang lain untuk mengisi kekosongan sementara. Hal itu dilakukan atas dasar kesepakatan rapat panitia. “Sesuai dengan rapat yang kemarin, hanya tadarus yang diaktifkan,” tandas santri sekaligus mahasiswa Ekonomi Syariah Instika itu. [Riel/Yadi/Vil]

Rendah Diri dan Mempunyai Semangat yang Tinggi

Mengenal Syaiful Hidayat, satu-satunya santri baru angkatan 2014 yang sudah sarjana
Pada zaman serba materi, rasanya sulit mencari orang yang rendah diri, penuh semangat yang tinggi, dan berambisi dalam menggapai cita-cita yang terpatri. Oleh karenanya, harus tumbuh keinginan yang kuat dalam hati untuk menggapai mimpi. Dan, saat ini kita mendapatkannya dalam diri Syaiful Hidayat; rendah hati, memiliki semangat yang tinggi demi mewujudkan cita-citanya yang tertanam dalam sanubari.

MOH. HUSRIL MUBARIQ, Lubsel

Sepanjang sejarah yang dikorek Duta Santri, tidak pernah ada santri baru yang memondok di PPA. Lubangsa Selatan dengan menyandang status sarjana. Namun, pada tahun 2014 ini, satu di antara sekian santri baru merupakan lulusan Perguruan Tinggi (PT) yang berada di Tarate Sumenep. Dialah Syaiful Hidayat, santri asal Banasare Rubaru. Kepada Duta Santri, Syaiful Hidayat mengaku tidak ada pihak lain yang memaksanya untuk memondok, termasuk orangtuanya sendiri. "Saya memondok di sini atas kemauan saya sendiri, tanpa ada unsur paksaan dari siapapun," tuturnya.

Pada awalnya, Syaiful tidak memiliki pandangan untuk memondok di PPA. Lubangsa Selatan. Namun setelah mendapatkan arahan-arahan dan masukan dari orangtua dan beberapa familinya, akhirnya dia memantapkan diri untuk mendalami ilmu agama di pesantren yang berada dalam kepengasuhan K. Moh. Halimi Ishom. "Saya ikut saran dari orangtua dan famili-famili saya demi membahagiakan mereka," ucapnya.

Selanjutnya, Syaiful menyampaikan, sekalipun telah lulus PT dirinya merasa sangat haus dalam mencari utamanya mengenai ilmu-ilmu agama. "Saya ingin belajar agama agar lebih baik lagi. Karena saya merasa masih banyak kekurangan dalam diri saya," ucapnya. "Saya datang dan memondok ke sini untuk belajar, tanpa memandang gelar saya. Yang penting ada kemauan, pastilah ada jalan. Saya akan belajar apapun yang ada di PPA. Lubangsa Selatan," sambungnya.

Sebenarnya, Syaiful mengaku masih mempunyai keinginan meneruskan kuliahnya. Namun, karena persoalan ekonomi dirinya menangguhkan hasratnya untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. "Yang penting, sekarang saya fokus di pondok dulu untuk belajar ilmu agama," katanya kepada Duta santri. "Soal pendidikan, kalau masih diberi kesehatan, panjang umur dan ada biaya, insya Allah pasti melanjutkan," lanjut santri yang tidak bersedia menyebutkan title yang disandangnya itu.

Selama berada di pesantren, Syaiful benar-benar mempunyai keinginan yang besar dalam mencari ilmu. Dia tidak mau kesempatan yang didapatkannya di pondok terbuang sia-sia. "Saya harus belajar lebih baik dan giat lagi untuk bisa sedikit demi sedikit belajar agama yang baik dan benar," terangnya. "Ke depannya, saya akan terus memperdalam pengetahuan tentang ilmu agama dan hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan keadaan di masyarakat, seperti bagaimana cara bergaul yang baik dan semacamnya," tandas santri yang usianya bakal genap 24 tahun pada tanggal 7 Oktober mendatang tersebut. []

Sebanyak 82 Santri Baru Daftar Peserta Binasaba ’14

BINASABA – Setiap lembaga formal ataupun lembaga pondok pesantren yang ada di Annuqayah itu mempunyai kegiatan tahunan yang dikhusukan kepada santri atau siswa baru. Kegiatan yang rutin dihelat di awal tahun pelajaran tersebut memiliki nama yang berbeda-beda dari setiap lembaga. Di lembaga formal lebih banyak yang menggunakan nama Mos atau Mosba, sedangkan di pondok pesantren ada yang menggunakan nama Opsaba atau Binasaba. Di PPA. Lubangsa Selatan sendiri memilih nama Binasaba (Bimbingan dan Pembinaan Santri Baru).

Minggu (7/9) kemarin sekitar jam 13:15 Wib salah satu pengurus pesantren memanggil seluruh santri baru dengan menggukanakan loudspeaker/nirom yang ada di PPA. Lubangsa Selatan. Dia mengumumkan kepada seluruh santri baru ataupun santri lama yang belum mengikuti kegiatan Binasaba untuk segera mendatangi aula Madrasah Diniyah. “Diumumkan kepada seluruh santri baru 2014 ataupun santri lama yang belum mengikuti Binasaba diharap segera menghadiri aula Madrasah Diniyah, karena pendaftaran sudah dimulai”, bunyi dari nirom tersebut.

Ada 82 santri yang mendaftarkan diri sebagai peserta Binasaba 2014, termasuk juga santri lama yang belum mengikuti kegiatan Binasaba pada tahun sebelumnya. “Yang mendaftar kemarin (Minggu, 7/9. Red) sebanyak 82 santri, baik itu santri baru ataupun santri lama. Santri lama sekitar 7 orang,” ucap ketua panitia M. Khalid Rahman pada Senin (8/9) kemarin. Namun kegiatan Binasaba ini dikhusukan kepada santri baru yang berstatus siswa, mereka yang sudah berstatus mahasiswa tidak diwajibkan mengikuti kegiatan ini.

Selain itu ada beberapa santri baru yang tidak mengikuti kegiatan tahunan tersebut, sebut saja Faris Siddiqi, Moh. Rubin, Khairul Anwar dan beberapa santri lain. Mereka tidak mengikuti kegiatan yang digelar selama 5 hari itu dengan berbagai alasan. “Saya capek yang mau ikut sekarang KAK. Saya mau lihat dulu seperti apa Binasaba itu,” kata Faris Siddiqi. “Ilunk (Khairul Anwar. Red) dan Rubin itu tidak mengikuti Binasaba karena sakit,” ucap Agus Sa’od. Herman, salah satu panitia Binasaba 2014 menyebutkan, sedikitnya ada tujuh santri baru yang tidak mengikuti kegiatan Binasaba. “Sekitar tujuh orang yang tidak mengikutinya,” terang santri asal Dungkek tersebut.

Sedangkan persyaratan pendaftaran peserta Binasaba 2014 itu sangat banyak. “Persyaratannya harus membawa beras satu botol air minum ukuran 200 ml, tomat 1 buah, cabai merah 5 buah, telur ayam 1 buah, serta membayar uang sebesar Rp. 17.500 dengan rincian satu lembar 10 ribu, 5 ribu, 2 ribu dan 5 ratus rupiah,” ucap salah satu santri. Setelah semua persyaratan terpenuhi mereka akan diberi sebuah buku tulis, buku panduan Binasaba ’14 dan Rotibul Haddad. [Iet/Lunk/Vil]

Daftar Ulang Peserta Binasaba Menegangkan

BINASABA – Setelah sehari sebelumnya para santri baru sudah mendaftar sebagai peserta Binasaba (Bimbingan dan Pembinaan Santri Baru), pada hari Senin (8/9) kemarin mereka harus mendaftar ulang ke ruangan yang telah ditentukan oleh panitia, yaitu di aula Madrasah Diniyah.
 
Dalam pendaftaran ulang ini mereka cukup membawa buku tulis, buku panduan Binasaba’14 serta rotibul haddad yang diberikan ketika mereka mendaftar. Selain membawa alat-alat tersebut, mereka harus melewati beberapa pos yang telah disediakan oleh panitia, sebagai syarat untuk lulus dari daftar ulang itu. Panitia telah menyediakan enam pos yang masing-masing ditempati oleh empat orang panitia dan atau pengurus pesantren. Yang mana pada masing-masing pos telah disiapkan beberapa materi yang harus mereka pahami.
 
Dalam suasana yang sedikit ramai itu mereka dituntut untuk menghafalkan materi yang telah ditanyakan oleh panitia, “pos pertama tentang Binasaba, terus selanjutnya tentang fiqih dasar, surat-surat pendek dan doa-doa, ilmu tajwid, kepesantrenan, dan di pos enam tentang kedisiplinan”, ucap Herman yang duduk di pos empat tersebut. Sebelum mereka paham dan hafal tentang beberapa pertanyaan yang diajukan oleh penjaga pos mereka tidak boleh melanjutkan ke pos lain. Dari pantauan wartawan Duta Santri pada Senin (8/9) kemarin, tak sedikit dari mereka.[Iet]

Tak Diduga, Mauidah Hasanah K. Moh. Halimi Ishom Benturan

BINASABA — Dalam kegiatan Bimbingan dan Pembinaan Santri Baru (Binasaba), peserta tidak hanya digodok dengan materi, melainkan juga diberi arahan-arahan yang dibentuk dengan acara seremonial semacam mauidah hasanah. Mauidah hasanah dalam kegiatan Binasaba tidak hanya pada tahun ini, akan tetapi sudah berjalan beberapa tahun yang silam. Pada pelaksanaan kegiatan Binasaba tahun sekarang prihal mauidah hasanah ada tiga tema yaitu, “Belajar efektif di pesantren”  yang disampaikan pengasuh PPA. Lubangsa Selatan K. Moh. Halimi Ishom. Pelaksanaan mauidah hasanah yang pertama ini, berbeda dengan tahun sebelumnya; tanpa diduga bahwa kegiatan mauidah hasanah untuk peserta Binasaba PPA. Lubangsa Selatan bersamaan dengan mauidah hasanah untuk peserta Masa Orientasi Santri Baru (Mosba) PPA. Nirmala. “Jadi, K. Moh. Halimi Ishom mengisi mauidah hasanah Peserta Binasaba PPA. Lubangsa Selatan dan peserta Mosba dari Nirmala secara sekaligus dalam waktu dan tempat yang sam,” ungkap Badruddin Syariful Alim selaku panitia kegiatan Binasaba divisi kesekretariatan.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa mauidah hasanah yang pertama ini berlangsung selama satu jam yakni sejak jam 18.10-18.50 wib, yang bertempat di masjid PPA. Lubangsa Selatan. Dalam pelaksanaan mauidah tersebut, pengasuh muda itu menyampaikan bahwa tujuan kegiatan Binasaba atau Mosba ini adalah untuk menyiapkan santri baru tersebut agar bisa memasuki lingkungan pesantren secara mandiri serta beradaptasi. Sebab di pesantren sistem pendidikannya, berbeda dengan sistem pendidikan non pesantren. Sistem pendidikan di pesantren adalah menerapkan sistem pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang dimaksud, menjunjung tinggi nilai keteladanan. Pendidikan di pesantren dengan cara me(di)lihat diucapkan dan di(me)tiru. Di samping itu, beliau menyarankan kepada peserta Binasaba akan sesuatu yang dipelajari, dipahami agar bisa diamalkan.

Kemudian, Badrud juga memaparkan, “mauidah hasanah yang kedua disampakan oleh KH. Hasan Bhasrawi salah satu alumni PPA. Lubangsa Selatan, dengan tema "Meneladani Kepribadian dan Perjuangan KH. Moh. Ishomuddin AS pada Rabu malam”. Dalam penyampaiannya, beliau banyak menyinggung perjuangan KH. Moh. Ishomuddin AS dalam mendidik santrinya. Misal, pada era 80-an saat KH. Hasan masih nyantri, beliau setiap hari Sabtu membimbing santrinya supaya bisa hafal kaidah Imrithi dan Alfiyah. Sebab beliau memang menginginkan para santrinya bisa tafaqquh fi Al-Din. Lain dari itu, KH. Hasan juga menyampaikan bahwa KH. Moh. Ishomuddin AS rajin belajar dan sabar dalam kondisi apapun.

Selain mauidah hasanah yang disampikan K. Moh. Halimi Ishom dan KH. Hasan Bashrawi, M. Khalid Rahman selaku ketua panitia menjelaskan, “sebenarnya masih ada mauidah hasanah dengan tema “Etika Santri” yang akan sampaikan oleh K. A. Wahieb Aqib. Namun berhubung beliau memiliki kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan (beliau pergi ta’ziyah ke Ging-ging Bluto), akhirnya mauidah hasanah gagal dan diganti dengan kegiatan mengaji Yasin bersama,” ungkapnya. [Yon/Yadi/Ron]

KH. Moh. Husnan Bedah Tema Binasaba

BINASABA—Seperti tahun-tahun sebelumnya, setelah kegiatan Bimbingan dan Pembinaan Santri Baru (Binasaba) resmi dibuka oleh ketua pengurus, maka dilanjutkan dengan Ceramah Tiga puluh menit (Certim) atau juga bisa dikatakan dengan General Review (membedah tema Binasaba). Tahun lalu yang mengisi Certim adalah K. Ach. Maimun Syamsuddin, dan untuk tahun ini teman-teman panitia menyepakati Bapak KH. Moh. Husnan A. Nafi’, walaupun tema umum Binasaba tetap menyepakati yang tahun lalu, yaitu “Membangun Generasi Abdullah yang tafaqahu fi Al-Din”.  Dalam pembahasan bedah tema ini berlangsung selama tiga puluh menit, yakni sejak 19.45-20.15 wib yang bertempat di Auditorium Madrasah Diniyah.  
Dalam pembahasan bedah tema kegiatan Binasaba tersebut, bapak Husnan menyampaikan bahwa generasi tafaqquh fi Al-Din memang merupakan karakter yang harus terwujud dalam diri santri Annuqayah itu sendiri. Kemudian, kata Abdullah didefinisikan sebagai diksi dari pada seorang santri yang dituntut untuk harus bisa menghamba kepada Allah, serta tidak melupakan tentang pentinnya hubungan sesama manusia.[Yon]

Panitia Binasaba Doktrin Peserta dengan Lima Materi

BINASABA – Pembukaan Bimbingan dan Pembinaan Santri Baru (Binasaba) dilaksanakan pada 8 September 2014 sekitar jam 19.45 Wib, yang bertempat di Auditorium Madrasah Diniyah. Menurut ketua panitia M. Khalid Rahman, walaupun pembukaan Binasaba sudah resmi dibuka, namun penyajian materi baru dimulai pada tanggal 9 September, satu hari setelah pembukaan. Karena pada tanggal 8 September (setelah pembukaan) tersebut masih ada sosialisasi tata tertib Binasaba. Untuk materi pertama ialah “Sejarah dan Visi Misi Annaqayah”  yang disampaikan oleh K. Muhammad Zamiel El-Muttaqien pada (9/9) Selasa sore. Penyajian materi Sejarah dan Visi Misi Annuqayah ini diadakan bertujuan agar santri baru dapat mengetahui silsilah pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, serta bagaimana orientasi bimbingan di dalamnya. Oleh karenanya, materi tersebut penting untuk disampaikan kepada santri baru di PPA. Lubangsa Selatan, agar dalam hal belajar mereka memiliki pedoman, terlebih dalam persoalan aqidah.
 
Di samping itu, juga ada materi “Santri dan Bahasa Asing”. Dalam materi tersebut, alumni PPA. Lubangsa Selatan, bapak Ach. Rofiq, M.Pd.I sebagai pembicara, karena beliau memang kompeten soal bahasa asing terutama bahasa Arab dan Inggris. Penyajian materi “Santri dan Bahasa Asing” ini berlangsung selama satu jam, yakni sejak jam 20.30-21.30 wib. Dalam penyampaianya, bapak Ach. Rofiq banyak menyinggung tentang pentingnya memahami bahasa asing. Bahasa Arab dipahami sebagai alat untuk mendalami ilmu agama. Sementara bahasa Inggris penting dipelajari pula sebagai sarana komunikasi dengan orang asing baik secara langsung maupun melalui tulisan.
 
Kemudian materi yang ketiga adalah “Pengenalan Kepenulisan”. Panitia menyepakati bapak Muhammad Suhaidi, M.Th.I. sebagai fasilitator, dan setelah dikonfirmasi tujuh hari sebelumnya alumni PPA. Lubangsa Selatan itu menyatakan siap. Namun, satu hari sebelum jadwal materi dilaksanakan bapak Suhaidi menggagalkan karena ada acara mendadak. Dan beliau merekomendasikan bapak Zaiturrahem RB dan Ahmad Khotib sebagai penggantinya. Setelah keduanya dihubungi oleh pihak panitia, semuanya tidak bisa karena juga ada acara yang tidak bisa ditinggalkan. Lima menit setelah menghubungi tawaran bapak Suhaidi tersebut, panitia juga menghubungi bapak Paisun, S.Pd.I, dan dia menyanggupi permohonan panitia untuk mengisi materi “Pengenalan Kepenulisan”. Akan tetapi harus dengan waktu yang agak molor (di jadwal seharusnya 15.00-16.00 diubah 15.30-61.30 wib) karena Paisun masih ada acara pula di SMA III Annuqayah.
 
Dalam penyampaiannya, Paisun banyak menyinggung tentang pentingnya menulis, dasar-dasar menulis dan kegunaannya menjadi seorang penulis. Di antaranya bahwa enaknya menjadi seorang penulis ialah bisa populer. Dan memiliki pengalaman pengetahuan lebih, sebab untuk membuat sebuah tulisan sudah dipastikan dan dituntut untuk membaca. Orang yang cinta baca dipastikan pula pengetahuannya akan berkembang serta melek diskusi.

Materi keempat dilaksanakan pada tanggal 10 September, yakni “Santri dan kitab kuning”, yang disampaikan oleh bapak Muqit Amir, S.H.I berlangsung selama satu jam, 20.30-21.30 wib. Dalam diskusi tersebut, bapak Muqit bayak menyinggung bahwa untuk menjadi santri yang Tafaqqahu fi al-Din memang sebuah kewajiban untuk belajar dan mendalami kitab kuning. Sebab semua ilmu agama, baik fiqih, akhlak/tasawuf atau bahkan persolan akidah semuanya terangkum dalam kitab kuning. Oleh sebab itu, santri sebagai generasi pemikir Islam tidak bisa dipisahkan dengan kitab kuning. 

Materi yang kelima disampaikan oleh bapak Marhakim, yaitu tentang “Pemahaman Syari’at Islam Dasar”. Dalam materi ini, Bapak Marhakim menjelaskan tiga hal Tauhid, Fiqih dan Akhlak. Menjabarkan tiga kata tersebut dengan luas, karena erat kaitannya dengan persoalan keyakinan santri dalam beragama Islam. Sehingga tidak heran bila dalam penyajian tersebut juga disinggung tentang iman, ihsan serta bagaimana perbedaan dan substansinya. [Yon/Vil/Ron]

Pelantikan Pustakawan Berlangsung Khidmat

PERPUSTAKAAN – Senin (8/9) malam Ainur Rifqi (ketua perpustakaan) beserta pustakawan lainnya resmi dilantik sebagai pengurus perpustakaan periode 2014-2015. Pelantikan yang berlangsung khidmat itu dilakukan oleh ketua pengurus PPA. Lubangsa Selatan Dedi Anwari. Hal itu dilaksanakan sebelum pria asal Pragaan itu menyampaikan sambutannya dalam acara pembukaan kegiatan Bimbingan dan Pembinaan Santri Baru (Binasaba) 2014 di aula Madrasah Diniyah.

Pelantikan pustakawan sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kegiatan yang diperuntukkan pada santri baru tersebut. Namun, mengingat keduanya (Binasaba dan Perpustakaan) berada di bawah tanggung jawab pengurus Kepustakaan dan Pengembangan Wawasan (Puspenwas), maka pelantikan dan pembukaan kegiatan Binasaba digelar dalam satu waktu. Dan hal demikian memang sering dilakukan oleh Puspenwas sebagaimana yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya.

Mengenai perpustakaan, sebelumnya telah diberitakan bahwa buka perpustakaan sempat mengulur waktu. Sebab, turunnya Surat Keputusan (SK) tentang struktur personalia pengurus perpustakaan dari Puspenwas terjadi kemoloran. Namun hal tersebut tidaklah membuat pustakawan putus asa. Buktinya saat pengikraran janji kemarin, seluruh pustakawan tampak semangat dan mantap mengucapkan ikrar jabatan. Kemantapan dan kesemangatan itu bisa dilihat ketika seluruh pustakawan memakai baju warna putih saat mengikuti pelantikan, seolah menunjukkan bahwa mereka akan benar-benar bertanggung jawab dan tulus mengabdikan diri selama satu tahun ke depan. [Riel/Lunk/Vil/Ron]

Penerbitan Mading Belum Ada Deadline

LUBANGSA SELATAN – Keberadaan mading (majalah dinding) pada sebuah lembaga pondok pesantren merupakan salah satu media untuk menumbuhkembangkan kreativitas santri. Di PPA. Lubangsa Selatan, penerbitan mading ditangani oleh pengurus Kepustakaan dan Pengembangan Wawasan (Puspenwas) bekerja sama dengan masing-masing ketua blok. Sementara, untuk menciptakan daya saing yang sportif, perpustakaan sebagai lembaga organisasi yang terbentuk untuk meningkatkan intelektual santri, juga memiliki program kerja menerbitkan mading.

Sebelumnya, pada tahun ajaran 2013-2014, pengelolaan mading bisa dikatakan eksis dan maksimal. Namun berbeda dengan tahun sekarang, tahun ajaran 2014-2015. Sejauh ini, penerbitan mading di PPA. Lubangsa Selatan masih ngambang atau belum ada deadline. Padahal, pengaktifan kegiatan pesantren pascalibur Ramadan sudah mencapai satu bulan.

Ketua blok B Iyud Naidi dan Ainur Rifqi ketua perpustakaan menyampaikan, pihaknya belum bisa memastikan kapan penerbitan mading akan segera dilaksanakan. Akan tetapi, santri yang sama-sama berasal dari Dungkek itu mengaku sudah melakukan pembentukan kru madingnya. “(Krunya, Red.) sudah terbentuk. Datanya ada di Puspenwas,” ucap Iyud Naidi saat ditemui di depan perpustakaan pada Rabu (3/9).

Ainur Rifqi menuturkan, dirinya bersama pustakawan lainnya telah melaksanakan rapat bersama terkait dengan penerbitan mading perpustakaan. “Pembentukan kru, sosialisasi job discription, dan penentuan tema umum sudah selesai,” katanya pada Rabu (3/9). “Masalah waktu penerbitan masih menunggu rapat lanjutan,” sambung santri yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah Tahfidz (MAT) Annuqayah tersebut.

Helmi koordinator Puspenwas menuturkan, bahwa dari masing-masing blok tidak semuanya telah menyetor nama-nama kru mading. “Dari masing-masing blok belum (rampung, Red.) semua. Terutama blok A dan blok D,” terangnya kepada Duta Santri pada Kamis (4/9). “Untuk blok D, di-handle Puspenwas karena masih belum ada ketua bloknya,” imbuhnya.

Daifur Rahman ketua blok C membenarkan, bahwa sampai saat ini pihaknya belum membentuk kru mading di bloknya. “Nama-namanya sudah ditentukan, tapi belum terbentuk secara struktural,” jelasnya.

Lebih lanjut, Helmi menambahkan, jika pembentukan kru di masing-masing blok sudah kelar dia akan segera mengumpulkan orang-orang terpilih untuk membicarakan waktu penerbitan mading. “Mereka akan saya kumpulkan, kira-kira kapan mading akan terbit pertama,” tandasnya. [Riel/Lunk/Yadi]

Panitia Binasaba Gelar TOT

BINASABA – Sebagaimana daerah-daerah lain di PP. Annuqayah atau lembaga-lembaga pendidikan formal pada umumnya, PPA. Lubangsa Selatan juga akan melaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap santri-santri baru. Hal itu merupakan tahap awal untuk memberikan pengenalan kepada para santri baru tentang pondok pesantren. Termasuk prihal mengenai kegiatan-kegiatan utama pesantren dan kedisiplinan.

Menurut pengumuman yang diterbitkan oleh panitia, Bimbingan dan Pembinaan Santri Baru (Binasaba) PPA. Lubangsa Selatan akan dilaksanakan pada Ahad-Kamis, 7-11 September mendatang. Oleh karenanya beberapa persiapan telah dilakukan panitia demi suksesi kegiatan tahunan tersebut.

Persiapan-persiapan yang dilakukan salah satunya, menentukan para penyaji yang akan memberikan materi-materi yang telah ditetapkan dalam rangkaian kegiatan binasaba. Selain itu, pada Kamis (4/9) malam panitia menggelar kegiatan Training of Trainer (TOT) kepada sejumlah pengurus dan santri terpilih yang akan menjadi pembimbing praktik salat pada binasaba tahun ini.

Kegiatan bimbingan kepada para pembimbing itu dilaksanakan di masjid. Sementara, yang menjadi fasilitator TOT dalam kesempatan itu ialah Dedi Anwari ketua pengurus PPA. Lubangsa Selatan. “TOT ini dilakukan biar kita bisa maksimal dalam melaksanakan binasaba,” ucap Moh. Husril Mubariq salah satu anggota panitia SC (Sterring Committe) kepada Duta Santri. “Oleh karenanya, TOT tidak hanya diberikan kepada pembimbing praktik salat. Tapi juga diberikan kepada moderator, notulen, pendamping pendalaman materi, dan yang lainnya,” sambungnya.

Lebih lanjut, Husril mengatakan pemberian TOT pada binasaba kali ini ada sedikit perbedaan. “Kalau tahun sebelumnya, sebagian TOT dilakukan ketika binasaba sudah berlangsung. Tapi untuk tahun ini, biar maksimal, TOT dilaksanakan sebelum binasaba dimulai,” tandasnya. [Yadi/Iet/Lunk/Yon]

Peserta Ordik Lakukan Baksos di PPA. Lubangsa Selatan

PPA. LUBANGSA SELATAN – Sabtu (30/8) Badan Eksekutif Mahasiswa Institut (BEM-I) Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) melaksanakan Orientasi Pendidikan Kampus (Ordik) bagi para calon mahasiswa baru (camaba). Menurut Moh. Husril Mubariq salah satu panitia mengatakan, Ordik kali ini dijadwalkan berlangsung selama lima hari, dari tanggal 30 Agustus hingga 3 September. “Dari lima hari tersebut, dua hari pra-Ordik. Dan tiga hari selanjutnya diisi dengan penyajian-penyajian dan pengenalan kampus secara umum,” ucapnya.

Husril menyampaikan, pada pra-Ordik peserta diberikan pelatihan tentang baris-berbaris, bakti sosial (baksos) dan semacamnya. Dan dalam kegiatan baksos inilah, PPA. Lubangsa Selatan juga mendapat kesempatan sebagai tempat bagi para camaba kampus putih itu melakukan baksos. Pada Ahad (31/8) sejak pukul 8.00 Wib satu kelompok yang berjumlah sekitar 20 orang dengan didampingi dua orang panitia melaksanakan kegiatan bersih-bersih lingkungan. Mereka membersihkan sampah di sekitar asrama santri, di halaman masjid dan di sekitar jeding tempat wudu baru PPA. Lubangsa Selatan.

Menurut Husril kegiatan baksos tersebut diharapkan dapat memberikan dan menambah pemahaman camaba akan pentingnya kebersihan lingkungan hidup. “Biar mereka lebih cinta pada lingkungan bersih dan sehat,” terangnya.

Husril menambahkan, kegiatan baksos tersebut tidak hanya dilakukan di lingkungan pesantren daerah yang ada di Annuqayah. Akan tetapi sebagian peserta juga diajak bersih-bersih di lingkungan asta dan sekitar kampus. “Dari pentingnya kegiatan ini, sampai-sampai panitia mengalokasikan waktu untuk baksos hingga dua jam,” jelas mahasiswa sekaligus wakil sekretaris PPA. Lubangsa Selatan itu. [Iet/Vil/Ron]

Ilyas Dikukuhkan sebagai Peserta Terbaik I Ordik

GULUK-GULUK – Di mana-mana sebuah lembaga Pendidikan Tinggi (PT) melaksanakan pengenalan kampus atau Orientasi Pendidikan Kampus (Ordik) terhadap calon mahasiswa barunya. Hal itu dilakukan oleh Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) melalui Badan Eksekutif Mahasiswa Institut (BEM-I) sejak 30 Agustus hingga 3 September lalu. Dan selama rangkaian kegiatan berlangsung panitia melakukan penilaian-penialain kepada para peserta Ordik dan kemudian menetapkan beberapa orang sebagai peserta terbaik.

Rabu (3/9) panitia Ordik BEM-I Instika melaksanakan penutupan kegiatan. Beberapa rangkaian acara dilaksanakan, termasuk pengukuhan peserta terbaik. dan Iliyas salah satu mahasiswa baru (maba) dari PPA. Lubangsa Selatan dinobatkan sebagai peserta terbaik I Ordik BEM-I Instika.

Menurut salah satu panitia Moh. Husril Mubariq, pengukuhan Iliyas sebagai peserta terbaik I telah melalui berbagai pertimbangan matang dari semua panitia. “Penilaian dilihat dari segi keaktifan peserta selama kegiatan Ordik berlangsung,” jelasnya. “Juga dilihat dari sejauh mana peserta mematuhi tata tertib yang telah dibuat oleh panitia,” sambungnya. [Yon/Yadi/Ron]

Pembangunan Tempat Wudu Baru Memasuki Tahap Penyempurnaan

LUBANGSA SELATAN – Pada awal tahun kedua masa bakti 2013-2015 ini, pengurus Sarana Umum (Sarum) benar-benar fokus terhadap penyelesaian proyek pembangunan jeding tempat wudu baru PPA. Lubangsa Selatan. Meski batu ubin yang dibeli pada minggu kemarin sebagai bahan paving belum dilakukan pemasangan, pada Rabu (2/9) pihak Sarum telah terlebih dahulu melaksanakan pemasangan pagar pada jeding tersebut. Pemasangan pagar bercat hijau itu dilakukan selama dua hari berturut-turut.

Pada hari pertama, para tukang didampingi sarum berhasil memasang pagar pada bagian barat. Kemudian pada hari kedua, pagar telah terpasang sempurna. Koordinator Sarum Kholilur Rubbanir Rijal mengatakan tidak tahu-menahu prihal mengenai dana yang dikeluarkan untuk pemasangan pagar tersebut.

“Saya tidak tahu kalau masalah dananya. Pengasuh yang menanganinya,” katanya pada Kamis (4/9). “Saya bersama teman-teman pengurus yang lain hanya membantu pada pemasangannya saja,” imbuh santri asal Gapura itu. [Riel/Yon/Iet]
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Duta Santri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger