BINASABA — Dalam kegiatan Bimbingan dan Pembinaan Santri Baru (Binasaba), peserta tidak hanya digodok dengan materi, melainkan juga diberi arahan-arahan yang dibentuk dengan acara seremonial semacam mauidah hasanah. Mauidah hasanah dalam kegiatan Binasaba tidak hanya pada tahun ini, akan tetapi sudah berjalan beberapa tahun yang silam. Pada pelaksanaan kegiatan Binasaba tahun sekarang prihal mauidah hasanah ada tiga tema yaitu, “Belajar efektif di pesantren” yang disampaikan pengasuh PPA. Lubangsa Selatan K. Moh. Halimi Ishom. Pelaksanaan mauidah hasanah yang pertama ini, berbeda dengan tahun sebelumnya; tanpa diduga bahwa kegiatan mauidah hasanah untuk peserta Binasaba PPA. Lubangsa Selatan bersamaan dengan mauidah hasanah untuk peserta Masa Orientasi Santri Baru (Mosba) PPA. Nirmala. “Jadi, K. Moh. Halimi Ishom mengisi mauidah hasanah Peserta Binasaba PPA. Lubangsa Selatan dan peserta Mosba dari Nirmala secara sekaligus dalam waktu dan tempat yang sam,” ungkap Badruddin Syariful Alim selaku panitia kegiatan Binasaba divisi kesekretariatan.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa mauidah hasanah yang pertama ini berlangsung selama satu jam yakni sejak jam 18.10-18.50 wib, yang bertempat di masjid PPA. Lubangsa Selatan. Dalam pelaksanaan mauidah tersebut, pengasuh muda itu menyampaikan bahwa tujuan kegiatan Binasaba atau Mosba ini adalah untuk menyiapkan santri baru tersebut agar bisa memasuki lingkungan pesantren secara mandiri serta beradaptasi. Sebab di pesantren sistem pendidikannya, berbeda dengan sistem pendidikan non pesantren. Sistem pendidikan di pesantren adalah menerapkan sistem pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang dimaksud, menjunjung tinggi nilai keteladanan. Pendidikan di pesantren dengan cara me(di)lihat diucapkan dan di(me)tiru. Di samping itu, beliau menyarankan kepada peserta Binasaba akan sesuatu yang dipelajari, dipahami agar bisa diamalkan.
Kemudian, Badrud juga memaparkan, “mauidah hasanah yang kedua disampakan oleh KH. Hasan Bhasrawi salah satu alumni PPA. Lubangsa Selatan, dengan tema "Meneladani Kepribadian dan Perjuangan KH. Moh. Ishomuddin AS pada Rabu malam”. Dalam penyampaiannya, beliau banyak menyinggung perjuangan KH. Moh. Ishomuddin AS dalam mendidik santrinya. Misal, pada era 80-an saat KH. Hasan masih nyantri, beliau setiap hari Sabtu membimbing santrinya supaya bisa hafal kaidah Imrithi dan Alfiyah. Sebab beliau memang menginginkan para santrinya bisa tafaqquh fi Al-Din. Lain dari itu, KH. Hasan juga menyampaikan bahwa KH. Moh. Ishomuddin AS rajin belajar dan sabar dalam kondisi apapun.
Selain mauidah hasanah yang disampikan K. Moh. Halimi Ishom dan KH. Hasan Bashrawi, M. Khalid Rahman selaku ketua panitia menjelaskan, “sebenarnya masih ada mauidah hasanah dengan tema “Etika Santri” yang akan sampaikan oleh K. A. Wahieb Aqib. Namun berhubung beliau memiliki kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan (beliau pergi ta’ziyah ke Ging-ging Bluto), akhirnya mauidah hasanah gagal dan diganti dengan kegiatan mengaji Yasin bersama,” ungkapnya. [Yon/Yadi/Ron]
+ komentar + 1 komentar
MKKT Musyawarah Kitab Kuning Thoriqoh. Teknik cara membaca Kitab cepat dan hafal Qoidah Nahwiyah tanpa di hafalkan. * bulan bagi yang punya dasar pengetahuan Nahwu, insya Allah bisa baca kitab kuning dan paham isinya. Buktikan !
Posting Komentar