HADI LS Hadirkan KH. Moh. Mundzir Khalil, Ratusan Santri Sebagai Mustami’

LUBANGSA SELATAN – Setiap tahun kegiatan belajar mengajar Madrasah Diniyah PPA. Lubangsa Selatan biasa diakhiri dengan tasyakkuran, yang dikemas dengan berbagai lomba, seperti lomba baca Kitab Kuning, Tahfidz Imrithi, Hafalan Sharraf dll. Dari beberapa lomba tersebut, mereka, para juara diumumkan ketika malam puncak Haflah Dirasah Diniyah PPA. Lubangsa Selatan (HADI LS) oleh panitia. “Pada malam puncak HADI LS, diisi dengan acara seremonial, seperti laporan panitia, sambutan kepala Madrasah Diniyah, sambutan Ketua pengurus dan Pengasuh serta ceramah umum keagamaan,” Ungkap Abd. Wahid selaku kepala Madrasah Diniyah saat ditemui Duta santri.

Ceramah umum keagamaan pada malam puncak HADI LS, Sabtu malam (14/6) yang mengisi adalah KH. Moh. Mundzir Khalil Pamekasan. Dalam pidatonya, beliau mengawali dengan ungkapan bahwa majlis ilmu (pengajian) lebih baik dari pada 70 majlis yang di dalamnya terdapat kemaksiatan. Lalu, mengutip ayat Al-Qur’an yang berbunyi, “Apakah sama orang yang berilmu dengan orang tidak berilmu”? Kemudian pernyataan selanjutnya, dalam bentuk pertanyaan, “mengapa manusia wajib belajar”? Sebelum mengurai tentang mengapa manusia wajib belajar, beliau memberikan kesempatan kepada teman-teman santri untuk menjawabnya.

Berkenaan dengan itu, Moh. Khalilullah santri asal Campaka pasongsongan menjawab dengan sebuah ayat yang artinya, ”Allah akan  mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu”. Atas jawaban tersebut, beliau sangat apresiatif, yang kemudian disertai dengan analisis beliau sendiri yaitu bahwa manusia diciptakan dari dua hal. Manusia diciptakan dari tanah (mani), sesuatu yang bersifat materi, serta dari ruh, sesuatu yang bersifat inmateri. Kedua sesuatu tersebut sangat bertolak belakang; keduanya sama-sama berebut kursi kekuasaan.

Beliau juga menambahkan, sesuatu yang bersifat materi dalam diri manusia merupakan pekerjaan nafsu yang sering mengajak manusia pada sesuatu yang jelek. Kemudian, dimensi ruh memiliki cakupan pada sesuatu yang baik. Kedua dimensi inilah, dalam diri manusia berlomba-lomba untuk saling berkuasa. Jika nafsu yang berpengaruh, maka manusia akan hina. Akan tetapi manusia akan mulia, memiliki derajat tinggi, jika yang berkuasa dalam diri manusia adalah ruh. Oleh karenanya, agar dimensi ruh berkuasa dalam diri manusia, maka ia harus menfungsikan akal sebagai filternya.

Senada dengan hal tersebut, beliau menjelaskan bahwa jika dimensi ruh mampu berkuasa dalam diri manusia, maka dengan mudah ilmu akan berpihak kepada manusia. Kalau ilmu telah memihak kepada manusia, maka sebuah keniscayaan perbuatannya pun akan baik. “Sebab ilmu merupakan kontrol, bahkan ilmu mampu memimpin kehidupan manusia,” jelas pengasuh Pondok Pesantren As-Syahidul Kabir itu. [Yon/Ron/Yadi].
Share this video :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Duta Santri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger