KABAR DUTA

Tiga Santri Unjuk Prestasi Tingkat Nasional

SEMARANG – Selama ini, siapa yang tidak tahu bahwa PPA. Lubangsa Selatan “Gudang Penulis”? prestasi santri-santri daerah yang didirikan oleh almarhum KH. Moh. Ishomuddin AS telah menggunung. Namun, belakangan terakhir sempat muncul bahasa bahwa Gudang Penulis sudah mulai runtuh. Sebab, prestasi generasi para penulis dalam kancah nasional kian surut. Namun, hal itu bisa terbantahkan dengan banyaknya santri yang juga tetap menorehkan prestasi menulis, baik lokal, nasional maupun internasional.

Pada Sabtu (7/2) tiga santri PPA. Lubangsa Selatan selama dua hari berkesempatan menghadiri Peluncuran Antologi Puisi Tingkat Nasional “Rodin Memahat Le Pensiur”. Tiga santri tersebut ialah Ach. Zaini dari Pasongsongan, Badruddin Syariful Alim asal Pamekasan, dan Irvan Sholihin Hakiki santri beralamat Jember. Kehadiran Ach. Zaini untuk menerima penghargaan prestasi sebagai juara III Lomba Penulisan Puisi yang diadakan oleh KIAS (Kajian Ilmu Apresiasi Sastra) Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas PGRI Semarang tersebut. Sedangkan Badrud dan Irvan sebagai nominator yang masing-masing puisinya juga akan dipublikasikan dalam antologi.

Prestasi para santri yang saat ini sedang menjalani masa pendidikan di Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) tersebut, perlu mendapatkan apresiasi. Sebab, dari daerah lain di Annuqayah tidak ada yang puisinya masuk sebagai nominasi. Sementara mereka dari PPA. Lubangsa Selatan tak satupun yang gugur dalam even tersebut. Bahkan sekalipun harus bersaing dengan peserta yang jumlahnya tak dapat dihitung jari. “Dari sekitar 800 orang lebih yang mengikuti even ini, hanya 34 orang yang terpilih sebagai nominator yang karyanya akan dijadikan antologi. Dan dari PPA. Lubangsa Selatan (Zaini, Badrud, dan Irvan, Red.) lolos semua sebagai nominator,” kata Zaini pada Jum’at (13/2).

Lebih lanjut, Zaini mengatakan, rangkaian acaranya dikemas dengan peluncuran buku oleh Wakil Rektor III, pembacaan puisi & diskusi oleh penyair, serta pagelaran seni oleh komunitas-komunitas Semarang. “Diskusinya ‘dikuasai’ teman-teman dari sini. saya baru pertama berhadapan dengan orang-orang besar, orang-orang yang memang tidak asing di telinga saya,” jelasnya. Tapi untuk sampai di tempat acara, Zaini mengaku mesti melalui perjalanan melelahkan sekaligus mengesankan. Pihaknya mengaku sempat tidur di sebuah rumah sakit sebelum sampai tujuan. Saat pagi menjelang, baru mereka melanjutkan perjalanan.

Sementara, dalam kesempatan itu Zaini memberikan komentarnya terhadap santri-santri secara umum yang bergelut dalam dunia menulis. “Sebenarnya untuk saat ini saya membaca santri-santri sifatnya bergantung. Banyak di Annuqayah publiknya publik figur,” katanya. Padahal sebenarnya, kata Zaini, para santri harus berusaha sendiri dan tidak menggantungkan diri pada senior. Dia mengibaratkan, menekuni dunia kepenulisan sama halnya dengan orang berada dalam sebuah perjalanan jauh. “Kita punya tujuan. Tapi kadang kala kita mendapat banyak halangan yang akhirnya membuat kita diam,” tuturnya. “Menentukan pilihan itu gampang. Tapi untuk menekuni pilihan itu yang sulit,” imbuhnya. [Riel/Yon/Vil]

Jeding Tempat Wudhu Dapat Perhatian Khusus

LUBANGSA SELATAN – Setelah lebih kurang 3 bulan difungsikan sebagai tempat wudhu sekaligus tempat, jeding baru yang terletak di sebelah selatan masjid pondok pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan tersebut mendapat perhatian khusus dari beberapa pihak, baik dari santri yang berstatus pengurus pesantren maupun dari santri non-pengurus. Terlihat beberapa santri pada hari Ahad (8/2) pagi menguras air dan membersihkan jeding yang berukuran 7x3 tersebut.

Pada waktu itu, mereka juga membersihkan kolam tempat cuci kaki yang terletak di antara jeding dan masjid. Kemudiandilanjutkan dengan membersihkan teras samping bagian selatan masjid PPA. Lubangsa Selatan. Meski tidak terjadwal, kebersihan air waduk dan jeding selalu diperhatikan. Sebab hal tersebut sangat erat kaitannya dengan kesehatan santri PPA. Lubangsa Selatan secara umum. [Iet/Ron]

Cegah DBD Serang Santri, Dinkes Sumenep Lakukan Fooging

LUBANGSA SELATAN – Beberapa pekan ini banyak diberitakan di media massa tentang ganasnya serangan penyakit demam berdarah, yang melanda wilayah Madura, termasuk Sumenep.Hal ini mendapat perhatian penuh dari pihak pemerintah. Ahad kemarin (8/2) Dinas Kesehatan Sumenep melalui pihak pengelola Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)Daerah Guluk-Guluk Sumenep melakukan pencegahan terhadap penyakit tersebutke beberapa daerah di Pondok Pesantren Annuqayah, baik pondok putra maupun putri.

Sekitar pukul 09:00 pagi, beberapa santri terlihat antusias mengikuti pelaksanaan pengasapan (fooging). Selama sekitar satu jam lamanya, petugas dari pihak Dinkes terlihat sibuk mengarahkan moncong mesin tersebut ke setiap sudut kamar para santri. Selanjutnya, juga melakukan pengasapan di area kediaman keluarga besar pengasuh K. Moh. Halimi Ishom.

Menurut Hariyadi, dua hari sebelumnya kantor PPA. Lubangsa Selatan menerima surat dari Pengurus PP. Annuqayah Pusat yang memberitahukan bahwa pada hari Ahad akan dilaksanakan penyemprotan untuk membasmi nyamuk-nyamuk yang merupakan cikal bakal terjadinya penyakit demam berdarah.[Iet/Lunk/Vil]

Para Santri Sabet Rangking Kelas dan Juara Lomba

LUBANGSA SELATAN– Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (Osis) Madrasah Tsanawiyah I Annuqayah melaksanakan penutupan kegiatan Competition of Class, setelah satu minggu sebelumnya menggelar beberapa lomba yang bertempat di halaman MTs I Annuqayah. Acara Competition of Class yang dikemas dengan berbagai lomba merupakan salah satu bentuk tasyakkurranmereka terhadap kegiatan belajar selama setengah tahun. Malam puncak Competition of Class adalah malam penentuan juara lomba dan penentuan rangking kelasdilaksanakan pada sabtu (7/2) malam.

Selain bentuk tasyakkuran, acara Competition of Class juga berorientasi ajang kompetisi siswa antarkelas. Diadakannya lomba; penobatan juara lomba dan rangking kelas adalah sebagai motivasi bagi siswa MTs I Annuqayah. Beberapa siswa yang dinobat sebagai juara dan siswa rangking kelas dapat menjadi contoh bagi siswa yang lain dalam hal belajar.

Berkenaan dengan hal itu, beberapa santri PPA. Lubangsa Selatan yang berstatus siswa MTs I Annuqayah dibaiat sebagai siswa rangking kelas dan juara lomba. Faiz Assa’di rangking I kelas VII C, Moh. Sidqirrahman Rangking I kelas IX C, Adhib Annal Hazan Rangking II kelas IX C, Michel Musthofa Rangking II kelas IX D dan Nasrul Adlani rangking IIIkelas IX D. Sementara beberapa santri lainnyadinobat sebagai juara lomba. [Yon/Ron/Yadi]


Hujan Mengguyur, Temu Alumni Tak Mujur

PESSAN – Dalam memajukan pondok pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan, Persatuan Santri danSimpatisan (PESSAN) tetap memiliki semangat juang tinggi. Antusiasme mereka terbukti dengan kehadirannya saat pertemuan Alumni Bulanan. Ahad lalu (1/2), Abd. Mawimenjadi tuan rumah Pertemuan Alumni Bulanan, yaitu di Desa Tambuko, Guluk-Guluk, Sumenep. Menurut Hariyadi, santri yang menjadi sekretaris dalam pembelian tanah sekaligus santri yang menjabatsebagai anggota Majelis Pertimbangan Pengurus (MPP) menjelaskan bahwa pertemuan alumni pada Ahad lalu tidak semeriah pertemuan sebelumnya. “Pertemuan Alumni yang diadakan di rumah Abd. Mawi sangat sedikit yang hadir,banyak Alumni yang tidak hadir akibat hujan mengguyur lebat”, jelasnya.

Dia juga memaparkan, “Namun sekalipun hujan lebat tidak menjadi penghalang bagi Rawakit dan Amrullah, Basah kuyup tubuh mereka dihilangkan oleh militansi yang menggebu dalamdirinya.Seakan semua tenaga mereka sudah dihibahkan untuk kemajuan PPA. Lubsel; jiwa mereka tetap “nyambung” dengan pengasuh”, lanjutnya.

Pada pertemuan alumni tersebut, dikemas dengan acara yang tidak jauh berbeda dengan pertemuan Alumni sebelumnya. Acara pertama Tahlil Bersama yang dipimpin oleh salah satu tokoh agama Desa Tambuko. Disusul dengan acara yang kedua, pembacaan salawat barzanji; niat maulid dari tuan rumah. Acara ketiga ajian kitab Riyadusshalihin sebagai kegiatan wajib bulanan sejak jam 15.20-16.15 WIB, yang kemudian dilajutkan dengan do’a bersama.

Acara do’a berakhir, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama, suguhan sohibul hajah. Hariyadi menambahkan bahwa musyawarah berkaitan dengan PPA. Lubangsa Selatan dilaksanakan setelah acara makan bersama.Dalam musyawarah tersebut, mematangkan tentang rencana pembelian tanah. Berkenaan dengan itu, K. Syamsul Arifin selaku ketua Pessan menyampaikan kepada forum bahwa deadline akhir pembayaran keuangan tanah sebesar 125 juta rupiah adalah bulan depan. Oleh sebab itu K. Syamsul, sapaan akrabnya K. Syamsul Arifin meminta laporan kepada Hariyadi sebagai sekretaris sekaligus bendahara dalam pembelian tanah tersebut.

“Sejak kemarin, dana yang terkumpul untuk pembelian tanah ialah 2.435.000rupiah, baik dari sumbangan alumni ataupun simpatisan.Sedangkan hasil dari pertemuan kemarin, Simpatisan/Sumbangan dari Hj. Imamiyah, warga Desa Ganding, Sumenep sebesar 1.500.000 rupiah, dan dari Hj. Umairah, warga asal Kabupaten Situbondosebesar 2.000.000 rupiah. Kemudian juga, 5.000 rupiah sisa sumbangan dari Hazbul Bahar (pertemuan di kediaman K. Ra’uf membayar 120.000 ribu rupiah) serta 126.000 ribu rupiah dari  H. Nawawi salah satu alumni asal Desa Jadung, Dungkek, Sumenep; dititip ke Rawakit,” terang Hariyadi. [iet]

Dungkek Community Juga Peduli

DUNGKEK – Beberapa hari sebelumnya, sebagian pengurus pondok pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan melakukan takziyah ke rumah Dedi Anwari, ketua pengurus PPA. Lubangsa Selatan. Setelah itu, tepatnya hari Minggu (1/2) santri asal Dungkek dan beberapa kecamatan lain juga melaksanakan kebiasaan tersebut sebagai bentuk penghormatan dan pengikat tali persaudaraan antar-teman tersebut.

Santri asal Dungkek tersebut melakukan takziyah ke rumah Awaidul Fajri, di Desa Romben, Dungkek, Sumenep. Ada sekitar 35 santri dan salah satu pengurus yang ikut dalam takziyah tersebut. “Yang meninggal itu kakek dik Waid (Awaidul Fajri. Red.), yang ber-takziyah semuanya ada 35 santri. Dan yang memimpin tahlil adalah ustadz Arifin Sholeh”, tutur salah satu santri yang ikut dalam rombongan takziyah tersebut. [iet]

Rental Kembali Unjuk Gigi

LUBANGSA SELATAN – Selama kurang lebih satu bulan rental komputer pondok pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan tidak buka, Rabu kemarin (4/2) rental yang berusia belum genap satu tahun tersebut dibuka kembali. Tidak dibukanya rental tersebut bukan tanpa adanya alasan, beberapa hari kemarin, tepatnya setelah liburan Maulid Nabi, rental yang berlokasi di sebelah timur Kantor Pesantren itu mengalami ganyak kerusakan.

Hariyadi, direktur rental menuturkan, salah satu komputer ada yang rusak, sehingga untuk membuka rental kami sedikit kesulitan, karena komputernya hanya ada dua. “Komputer yang satunya itu rusak, dan saya belum sempat memperbaikinya, baru kemarin (Rabu, Red.) yang sempat. Jadi, kini rental komputer sudah bisa melayani pelanggan seperti hari-hari sebelumnya”, terangnya saat ditemui di ruang rental Jumat dini hari (6/1).[iet]

Ikromi Berbagi Kisah

LUBANGSA SELATAN – Jumat malam kemarin ada sesuatu yang berbeda di PPA. Lubangsa Selatan, setelah selesai jemaah salat Magrib sekitar jam 18:40 Wib Dedi Anwari, ketua pengurus pondok pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan meminta waktunya kepada santri untuk mendengarkan pengalaman dari salah satu alumni PPA. Lubangsa Selatan yang melanjutkan S1-nya di luar pesantren. “Pengalaman adalah guru terbaik, oleh karena itu kita simak bersama-sama pengalaman dari salah satu alumni Lubsel”, ungkapnya. Tak lama kemudian dia memanggil Ikromi Abbas, santri non-aktif sejak tahun 2012.

Setelah menyapa semua santri, Ikromi, panggilan akrab Ikromi Abbas mulai berkisah kehidupannya selama menjadi santri aktif di PPA. Lubangsa Selatan sampai dia melanjutkan S1-nya di Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Dia mengatakan, sebelum mondok dia menganggap bahwa pondok pesantren adalah tempat orang-orang yang tidak keren, gaul, cool,gagap teknologi (gaptek)dan lain sebagainya. Namun, setelah dia mondok dan melihat langsung aktivitas-aktivitas pondok bahkan menjadi bagian dari penghuni pondok, dia sadar bahwa anggapan-anggapan itu keliru. “Sebelum dimondokkan oleh orang tua, saya menganggap bahwa pesantren itu kolot, kuno dan tidak gaul. Tetapi setelah saya mondok, ternyata pesantren itu tidak seperti yang saya pikirkan,pesantren adalah tempat berbagai ilmu pengetahuan, terutama ilmu agama, selain itu pesantren adalah tempat pendewasaan diri” kenangnya.

Dia melanjutkan, seharusnya kita tidak menyia-nyiakan waktu dan kesempatan di pondok pesantren, semangat belajar kita harus selalu dipompa agar cita-cita kita dapat diraih. “Jika kita benar-benar serius belajar di pesantren, maka apa yang kita cita-citakan benar-benar akan menjadi kenyataan,”paparnya. Karena, sambungnya, banyak alumni PPA. Lubangsa Selatan yang kuliah di luar kota, mereka dipandang dan diperhitungkan oleh mahasiswa-mahasiswa lain. “Banyak alumni PPA. Lubangsa Selatan di sana (luar pesantren Annuqayah. Red.) menjadi orang (sukses. Red.)”, katanya.

Terakhir dia berpesan kepada seluruh santri yang ingin melanjutkan pendidikan S1-nya di luar pesantren, sebelum ke luar dari pesantren sebaiknya santri mempersiapkan bekal keimanan agar tidak mudah tergiur dengan kebebasan pergaulan, “Mantapkan nilai-nilai akhlak, moralitas dan keimanan kita sebelum kuliah di luar”, pesan santri yang mondok sejak tahun 2009 tersebut.[iet]

Berpenampilan Rapi Merupakan Sifat Santri

SARUM – Beberapa minggu lalu, pengurus harian memberikan instruksi kepada seluruh santri PPA. Lubangsa Selatan tentang beberapa hal; seluruh santri di anjurkan memegang kitab Ratibul Haddad, saat pembacaan Ratibul Haddad bersama, serta dilarang memakai baju bergambar dan sejenisnya; memakai baju resmi saat melaksanakan salat berjemaah. Sebab baju bergambar dan sejenisnya,jika dipakai saat melaksanakan salat berjemaah, maka akan mengganggu kekhusu’an makmum yang lain. Oleh karenanya, hal sepele semacam ituperlu kiranya untuk diadakan penertiban kembali demi terciptanya lingkungan yang tenteram.

Berhubungan dengan instruksi pengurus harian di atas, respon positif santri telah terwujud. Buktinya, saat salat berjemaah berlangsung para santri tidak lagi memakai baju bergambar dan sejenisnya. Mereka benar-benar meninggalkan terhadap sesuatu yang akan mengganggu ke-khusu’an makmum.Alhasil, berpenampilan rapi bagi santri  PPA. Lubangsa Selatansudah menjadi kebiasaan mereka sehari-hari. Dalam hal sepele pun mereka tetap berpenampilan rapi. Misal, Imam Syafi’i waktu membersihkan tempat wudlu lama, masih setia dengan baju resmi, sarung bahkan kopiah putihnya pun tidak lupa. Kerapian penampilan santri telah menjadi hiasan mereka dalam segala aktivitasnya.[yadi]

Santri-Pengurus Lakukan Takziyah

PRAGAAN –Sudah menjadi sebuah tradisi, ketika ada keluarga salah satu santri ataupun pengurus pesantren yang meninggal dunia, maka teman-teman dari yang bersangkutan akan melaksanakan takziyah ke rumah duka. Senin (26/1) kemarin sejumlah santri dan pengurus pondok pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan kembali melakukan takziyah, kali ini mereka melayat ke rumah Dedi Anwari, ketua pengurus PPA. Lubangsa Selatan, yang beralamat di Desa Kaduara Timur, Pragaan, Sumenep

Daifur Rahman, ketua rombongan menuturkan, ada sekitar 35 santri yang ikut dalam rombongan dan mereka sudah siap selepas salat jemaah Zhuhur dan baru berangkat sebelum salat Asar. “Jumlahnya semuanya ada sekitar 35 santri, tapi saya lupa dari pengurus pesantren berapa orang”, terangnya.

Hariyadi, anggota Majelis Pertimbangan Pengurus (MPP) pondok pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan juga ikut melayat ke rumah duka. Namun, dia tidak ikut dalam mobil rombongan tersebut, dia berangkat lebih dulu karena dia ingin ikut tahlilan bersama masyarakat Desa Kaduara Timur, yaitu pada Minggu malam (25/1). Sebelum sampai ke rumah duka, dia terlebih dahulu mampir ke rumah Muhammad Hilman, salah satu alumni PPA. Lubangsa Selatan,karena dia tidak tahu jalan ke rumah Dedi Anwari. “Kalau ada anggota keluarga pengurus yang meninggal dunia, saya memang berusaha untuk ikut bertahlil ke rumahnya, jika itu memungkinkan. Waktu melayat ke rumah Dedi ini cuaca agak mendung dan hujan rintik-rintik. Namun, meskipun seperti itu saya tetap berangkat. Sebelum ke rumah Dedi, saya mampir dulu ke rumah Hilman, karena saya kurang paham jalan ke Dedi, selain itu sebagai ajang silaturrahim ke Hilman”, tutur santri yang menjadi Direktur Duta Santri tersebut.[iet]

Hujan Turun, Kolam Bersih

LUBANGSA SELATAN – Kamis (29/1) pondok pesantren Annuqayah diguyur hujan yang sangat lebat, hujan pun tak kunjung redamulai jam 12:50 sampai sekitar jam 14:20 wib. Sebagian santri memilih menghabiskan waktunya untuk main hujan-hujanan, namun ada pula sebagian santri yang menyempatkan diri untuk membersihkan halaman-halaman pondok pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan. Selain membersihkan halaman, ada tiga orang santri yang membersihkan kolam yang ada di depan monumen PPA. Lubangsa Selatan. Kolam tersebut berisi beberapa ikan lele yang dimintakan kepada salah satu alumni PPA. Lubangsa Selatan. “Ada tiga santri yang ikhlas membersihkan kolam, yaitu Farisman, Hasbiyallah, dan satunya saya tidak tahu namanya”, tutur Hariyadi kemarin (19/1).[yadi]

Pembacaan Yasin untuk Tanah Waqaf

LUBANGSA SELATAN – Rencana para alumni pondok pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan yang tergabung dalam Persatuan Santri dan Simpatisan (Pessan) dalam pembelian tanah seluas ± 1000 myang berlokasi di sebelah utara masjid PPA. Lubangsa Selatan kini mulai menemukan titik terang. Panitia pembelian tanah seharga Rp. 125.000.000 itu mulai menyebar surat permohonan bantuan dana ke beberapa alumni dan simpatisan. Untuk sementara, dana yang terkumpul ada sekitar 2 juta. “Mulai kemarin kami hanya buat surat sebanyak 25 s/d 30 buah.Dan untuk sekarang kami buat surat sebanyak 100 buah”, tutur Hariyadi, sekretaris panitia pembelian tanah. Dia melanjutkan, “Bagi santri, alumni, simpatisan atau siapapun yang ingin menyumbang, silakan transfer ke No. Rek. Mandiri 14000145937444 a/n. Moh. Halimi”.

Pengurus pesantren dan santri PPA. Lubangsa Selatan secara keseluruhan juga ikut menyumbang, namun sumbangan tersebut tidak berbentuk materi, mereka menyumbang dengan doa dengan cara membaca Yasin bersama setelah selesai salat jemaah Magrib setiap malam.[iet]

Iksandalika Kembali Laksanakan Perayaan Maulid

IKSANDALIKA -  Organisasi Ikatan Santri Muda Lintas Kecamatan (Iksandalika) PPA. Lubangsa Selatan kembali melaksanakan program tahunannya, Peringatan Hari Besar Islam (PHBI). Dalam Iksandalika, PHBI ini ada dua momen dalam satu tahun; Kelahiran Nabi Muhammad (Buan Rabi’ul Awal) dan Isra Mikraj Nabi Muhammad (Bulan Rajab). Namun, tak mesti dua kali Iksandalika melaksanakan PHBI tersebut dalam kurun waktu satu tahun, dua tahun sebelumnya Iksandalika hanya melaksanakan perayaan Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw. di kediaman Mas Zawi, Desa Panagan, Gapura. Setelah itu, Iksandalika baru berhasil melaksanakan PHBI dua kali dalam satu tahun. Perayaan Kelahiran Nabi Muhammad dilaksanakan di rumah Iqbal Gufron, Desa Lapataman, Dungkek. Sedangkan Isra Mikraj dilaksanakan di rumah Faizi, di Kecamatan Dungkek.

Di tahun 2015 ini, Iksandalika yang dinahkodai oleh saudara Herman S. telah berhasil menjalankan program wajibnya, yaitu perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw. yang bekerjasama dengan Musala Ar-Rahman Desa Dasuk Laok, Kecamatan Dasuk, Sumenep, tepatnya di rumah Ach. Imamuddin, Penasihat Iksandalika Kamis (15/1) kemarin.

Abd. Aziz Rofiqi, ketua panitia dalam acara PHBI ini, menuturkan bahwa beberapa minggu sebelum acara dilaksanakan dia bersama panitia lain mempersiapkan segalanya untuk menyukseskan acara perayaan Maulid Nabi ini, “Jauh-jauh hari kami sudah persiapkan”, ungkap santri asal Tamansare, Dungkek tersebut. Dia melanjutkan, “Yang paling penting dan selalu diutamakan adalah masalah dana, karena dalam satu tahun terakhir Iksandalika sudah tidak menjalankan proposal atau surat permohonan sumbangan dana kepada para simpatisan seperti yang dilakukan beberapa tahun sebelumnya”.

Menurutnya, sumber dana dalam acara perayaan Maulid kali ini adalah dengan cara sumbangan dari semua anggota Iksandalika, “Kami (panitia) sepakat meminta sumbangan dana kepada anggota Iksandalika sebesar Rp. 30.000 per-orang, semua anggota Iksandalika berjumlah 54 orang. Itu belum mencukupi terhadap anggaran yang telah kami rancang sebelumnya, yaitu sebesar Rp. 1.900.000” sambung santri yang juga aktif dalam Takmir Masjid PPA. Lubangsa Selatan tersebut.

Pantauan Kru Duta Santri, sejak Kamis (15/1) pagi beberapa panitia berangkat lebih dulu ke rumah Ach. Imamuddin untuk membantu masyarakat Desa Dasuk Laok dalam mempersiapkan panggung, tempat tamu dan lain sebagainya. Sedangkan anggota Iksandalika yang lain berangkat Kamis sore bersama ketua pengurus PPA. Lubangsa Selatan, Koord. Departemen Puspenwas dan undangan Hadrah Hikmatus Surur (Hirur) PPA. Lubangsa Selatan.[iet/viel]

Ketua Pengurus Pertegas Undang-Undang Pesantren

LUBANGSA SELATAN – Seiring berjalannya waktu, sepanjang itu pula sebuah proses berjalan. Dan di dalam proses itulah terkadang beberapa sisi memerlukan perbaikan-perbaikan. Sama halnya dengan dekade kepengurusan ustadz Dedi Anwari yang sekarang sudah memasuki tahun kedua dari masa bakti 2013-2015. Kemarin, tepatnya pada tanggal 18 Januari 2015 setelah salat jemaah Magrib santri dilarang turun dari musala. Sesaat kemudian ustadz Dedi Anwari memberikan pengumuman yang isinya beberapa poin undang-undang. Sebenarnya tidak ada hal baru pada poin pengumuman tersebut, hanya berupa penegasan dari beberapa poin undang-undang. Dan hasilnya cukup menakjubkan, semua santri dalam beberapa hari ini terlihat sangat disiplin dan rapi, baik saat pembacaan Rotibul Haddad maupun saat salat jemaah Magrib.

Beberapa poin undang-undang yang diumumkan antara lain, pertama setiap santri wajib membawa Rotibul Haddad pada saat pembacaan Rotibul Haddad. Kedua setiap santri dilarang membawa bahan bacaan lain selain Rotibul Haddad pada saat pembacaan Yasin dan Rotibul Haddad. “kedua poin ini menjadi prioritas kami karena kami melihat cara santri membaca Rotibul Haddad sudah tidak karuan. Setelah ditelusuri ternyata ada banyak santri memang tidak membawa Rotibul Haddad, parahnya lagi, ada sebagaian santri yang membawa buku bacaan selain Rotibul Haddad” tutur ustadz Dedi Anwari saat ditemui di depan rental Kamis (22/1) pagi.

Sedang poin yang ketiga, setiap santri harus sudah berkumpul di musala sebelum salat berjemaah dilaksanakan. Keempat, setiap santri dilarang mandi di jeding ataupun di sumur pada saat qiraah jelang Magrib dikumandangkan hingga jam 20.30 WIB (selepas jam belajar). “Poin ketiga dan keempat ini memang sinkron. Kalau santri masih mandi pada saat qiraah, sudah pasti mereka terlambat ke musala”, imbuhnya. Sedang poin yang kelima, setiap santri diharuskan berpakaian rapi dan sopan saat melaksanakan salat berjemaah. Dianjurkan memakai baju putih lengan panjang dan dilarang memakai jemper. Alhasil, dari beberapa poin yang diumumkan sebagai bentuk penyegaran ternyata membawa hasil yang luar biasa. Tidak ada keramaian di jeding saat qiraah, tidak ada yang terlambat saat pembacaan Yasin dan Rotibul Haddad, terlihat sangat khusyuk saat membaca Yasin dan Rotibul Haddad. Serta terlihat lurus dan rapi saat salat jemaah.

Menurut Hasbi, nama panggilan dari Ach. Hasbiyallah, santri asal Aeng Panas, Pragaan, Sumenep mengatakan, “sekalipun saya juga jarang membawa Rotibul Haddad dan sering pula memakai baju lengan pendek ke musala, saya sangat bangga dengan terapi ini setelah agak lama terlihat tidak maksimal, namun sekarang kami bisa melihat seluruh santri lebih disiplin”, ujarnya. Dia juga berharap, “ke depan sebisa mungkin, peraturan-peraturan yang lain juga dimaksimalkan”, tutur santri yang sekarang duduk di kelas X MA Tahfidh Annuqayah ini.

Saat ditanya tentang rencana selanjutnya, ustadz Dedi menuturkan bahwa, “prioritas kami selanjutnya adalah memaksimalkan salat jemaah Isya. Karena selama ini menjelang salat jemaah Isya, banyak santri yang terlambat. Jadi itu, terapi kami selanjutnya”, jelasnya. Lebih lanjut dia juga berpesan, “jangan pernah berhenti untuk bersama-sama berusaha memperbaiki diri”.[viel/yadi/iet]

Perayaan Maulid Bersama K. Ali Rifqi

DASUK – Setelah selesai melaksanakan salat Isya (15/1) kemarin, bunyi sound system Dewata sudah menggema di segala penjuru Desa Dasuk Laok, Dasuk. Hal itu menandakan bahwa sebentar lagi acara perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw. 1346 H. akan dimulai. Beberapa masyarakat berdatangan silih berganti untuk mengikuti acara Maulid Nabi. MC (Master of Ceremony) pra-acara pun langsung mengambil mik sambil menyapa para hadirin. MC pra-acara kali ini Iksandalika harus mengundang dari luar anggota Iksandalika, karena Moh. Iliyas yang biasa menjadi MC pra-acara tidak bisa hadir disebabkan sakit.

Hadrah Hikmatus Surur (Hirur) yang dipimpin langsung oleh Ustadz Arifin Sholeh mengawali acara Maulid ini, kemudian disusul dengan hadrah dari tuan rumah itu sendiri. Hanya dua hadrah ini yang ditampilkan dalam pra-acara, padahal biasanya ada banyak penampilan yang disajikan oleh anak-anak Iksandalika, seperti Nasyid Islami, Puisi dan lain-lain.

Tak lama kemudian Al Farisi dan M. Khalid Rahman sebagai MC acara membacakan beberapa rentetan acara yang akan berlangsung. Diawali dengan Pembukaan lalu dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dipimpin langsung oleh Ach. Imamuddin, vokalis hadrah Hirur. Para hadirin dan undangan mengikuti pembacaan Shalawat Nabi ini dengan tenang dan penuh penghayatan.

Herman, ketua Iksandalika periode 2014-2015, dalam sambutannya mengatakan, acara perayaan Maulid Nabi ini merupakan salah satu program Iksandalika yang biasanya dilaksanakan pada hari-hari besar Islam. Dan juga acara Maulid ini sebagai bahan evaluasi bagi anggota Iksandalika dari kegiatan rutinitas dan latihan-latihan yang dilaksanakan setiap malam Jumat. “Ini salah satu program kerja kami, dan sebagai bahan evaluasi”, ungkap santri asal Dungkek tersebut.

Setelah sambutan ketua Iksandalika, pemandu acara memanggil ketua pengurus pondok pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan untuk juga memberikan sambutan kepada hadirin. Dedi Anwari menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh masyarakat Desa Dasuk Laok terutama kepada shohibul bait karena telah sudi bekerjasama dengan Iksandalika, selain itu dia juga meminta maaf atas sikap para santri PPA. Lubangsa Selatan yang kurang berkenan di hati masyarakat. Terakhir dia menyampaikan  permohonan maaf pengasuh PPA. Lubangsa Selatan yang tidak bisa menghadiri acara tersebut.

Sambutan dari pihak tuan rumah mengakhiri beberapa sambutan dalam acara ini, setelah selesai sambutan, pemandu acara langsung mempersilakan K. H. Ali Rifqi Abdullah untuk memberikan siraman rohani kepada para hadirin yang sudah mulai mengantuk. Untungnya Kiai asal Lenteng ini mempunyai selera humor yang tinggi, sehingga dapat menghilangkan rasa kantuk mereka. Tak terasa satu jam lebih beliau memberikan mau’edzah hasanah di depan santri Annuqayah, santri Dasuk dan masyarakat.

Abd. Azizi Rofiqi, ketua panitia acara perayaan Maulid Nabi, mengaku puas karena acara berjalan lancar dan baik meskipun ada beberapa hal yang harus diperbaiki. Hal ini, menurutnya, akibat dari kurangnya kekompakan dari anggota Iksandalika, terutama dari panitia acara Maulid Nabi. “Di bidang logistik kami kurang kompak sehingga ada beberapa hal yang terabaikan”, ungkapnya saat ditemui Rabu (21/1) kemarin. Selain itu, lanjutnya, di bidang teknis acara, ada beberapa penampilan yang tidak bisa ditampilkan karena ada kendala dan waktunya terlalu malam. “Nasyid Islami terpaksa kami tiadakan, karena yang bersangkutan tiba-tiba tidak siap, padahal persiapannya sudah matang. Kemudian mars Iksandalika yang sudah dibacakan oleh MC dalam susunan acara, juga kami blacklist karena melihat kondisi waktu yang sudah malam. Namun, meskipun begitu kami merasa puas”, tuturnya.

Berbeda dengan Aziz, masyarakat di sana belum merasa puas terhadap tampilan-tampilan anak-anak Iksandalika, terutama di pemandu acara (MC). Dalam acara kali ini MC acara memang ada sedikit kesalahan, sehingga hal ini memantik respons negatif masyarakat terhadap anak-anak Iksandalika. “Yang biasa aja, gak usah gaya-gayaan. Kami di sini orang awam, jadi tak usah diberi kata-kata yang nyeleneh yang akhirnya cara pengucapannya salah juga”, ungkap salah satu masyarakat yang namanya tak mau dikorankan.

Hal ini juga diakui oleh Herman, dia menyadari bahwa MC menggunakan bahasa Madura memang sangat baik ketika ada acara-acara yang melibatkan masyarakat. Namun, dia merasa keberatan karena MC dengan bahasa Madura itu sulit. “Kami merasa kesulitan untuk mengajari MC dengan bahasa Madura”, akunya. Sementara di tempat terpisah, Hariyadi, MC kondang yang sekarang menjabat sebagai Majelis Pertimbangan Pengurus (MPP) dan Direktur Duta Santri siap membimbing siapa saja yang ingin belajar MC dengan menggunakan bahasa Madura. “Saya siap mengajari, saya merasa malu terhadap respons masyarakat”, jelasnya saat ditemui Rabu (21/1) kemarin.[iet/yadi]


Dua Ranking, Tujuh Juara Lomba

LUBANGSA SELATAN – Kamis malam (22/1) merupakan malam yang ditunggu-tunggu oleh siswa Madrasah Aliyah Tahfidh (MAT) Annuqayah, karena malam tersebut adalah Malam Puncak dari acara Pekan Maulidiyah VI yang diadakan oleh OSIS MAT. Dalam acara tersebut terdapat beberapa rangkaian lomba yang diselenggarakan selama sepuluh hari sebelumnya.

Beberapa santri yang berstatus siswa MAT yang berasal dari berbagai daerah ikut memeriahkan acara tahunan tersebut. Dari PPA. Lubangsa Selatan ada beberapa santri yang mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan oleh pengurus OSIS MAT tersebut.

Pantauan Kru Duta Santri tadi malam (22/1), ada 5 santri yang berhasil menjadi juara lomba dari sekian lomba yang ada, yaitu Moh. Kholilullah, juara III Musabaqah Qiraatul Kitab dan juara II Lomba Resensi Buku, Busrowi, juara I Lomba Resensi Buku, Ainur Rifqi, Harapan I Lomba Resensi Buku, Syifauddin Addhohiri, juara III Lomba Mengarang Cerpen dan juara III Lomba Drama, yang terakhir adalah Ahmad Hafidz, juara III Lomba Cari Kata Dalam Kamus (CKDK).

Selain pembcaan para pemenang lomba, juga ada pembacaan para jawara kelas dari masing-masing kelas. Dan dari PPA. Lubangsa Selatan ada dua orang yang berhasil meraih nilai tertinggi di kelasnya, yaitu Saiful Fawait, rangking I kelas XII-A dan Moh. Kholilullah, rangking II kelas XII-A.[yadi]
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Duta Santri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger