Perayaan Maulid Bersama K. Ali Rifqi

DASUK – Setelah selesai melaksanakan salat Isya (15/1) kemarin, bunyi sound system Dewata sudah menggema di segala penjuru Desa Dasuk Laok, Dasuk. Hal itu menandakan bahwa sebentar lagi acara perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw. 1346 H. akan dimulai. Beberapa masyarakat berdatangan silih berganti untuk mengikuti acara Maulid Nabi. MC (Master of Ceremony) pra-acara pun langsung mengambil mik sambil menyapa para hadirin. MC pra-acara kali ini Iksandalika harus mengundang dari luar anggota Iksandalika, karena Moh. Iliyas yang biasa menjadi MC pra-acara tidak bisa hadir disebabkan sakit.

Hadrah Hikmatus Surur (Hirur) yang dipimpin langsung oleh Ustadz Arifin Sholeh mengawali acara Maulid ini, kemudian disusul dengan hadrah dari tuan rumah itu sendiri. Hanya dua hadrah ini yang ditampilkan dalam pra-acara, padahal biasanya ada banyak penampilan yang disajikan oleh anak-anak Iksandalika, seperti Nasyid Islami, Puisi dan lain-lain.

Tak lama kemudian Al Farisi dan M. Khalid Rahman sebagai MC acara membacakan beberapa rentetan acara yang akan berlangsung. Diawali dengan Pembukaan lalu dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dipimpin langsung oleh Ach. Imamuddin, vokalis hadrah Hirur. Para hadirin dan undangan mengikuti pembacaan Shalawat Nabi ini dengan tenang dan penuh penghayatan.

Herman, ketua Iksandalika periode 2014-2015, dalam sambutannya mengatakan, acara perayaan Maulid Nabi ini merupakan salah satu program Iksandalika yang biasanya dilaksanakan pada hari-hari besar Islam. Dan juga acara Maulid ini sebagai bahan evaluasi bagi anggota Iksandalika dari kegiatan rutinitas dan latihan-latihan yang dilaksanakan setiap malam Jumat. “Ini salah satu program kerja kami, dan sebagai bahan evaluasi”, ungkap santri asal Dungkek tersebut.

Setelah sambutan ketua Iksandalika, pemandu acara memanggil ketua pengurus pondok pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan untuk juga memberikan sambutan kepada hadirin. Dedi Anwari menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh masyarakat Desa Dasuk Laok terutama kepada shohibul bait karena telah sudi bekerjasama dengan Iksandalika, selain itu dia juga meminta maaf atas sikap para santri PPA. Lubangsa Selatan yang kurang berkenan di hati masyarakat. Terakhir dia menyampaikan  permohonan maaf pengasuh PPA. Lubangsa Selatan yang tidak bisa menghadiri acara tersebut.

Sambutan dari pihak tuan rumah mengakhiri beberapa sambutan dalam acara ini, setelah selesai sambutan, pemandu acara langsung mempersilakan K. H. Ali Rifqi Abdullah untuk memberikan siraman rohani kepada para hadirin yang sudah mulai mengantuk. Untungnya Kiai asal Lenteng ini mempunyai selera humor yang tinggi, sehingga dapat menghilangkan rasa kantuk mereka. Tak terasa satu jam lebih beliau memberikan mau’edzah hasanah di depan santri Annuqayah, santri Dasuk dan masyarakat.

Abd. Azizi Rofiqi, ketua panitia acara perayaan Maulid Nabi, mengaku puas karena acara berjalan lancar dan baik meskipun ada beberapa hal yang harus diperbaiki. Hal ini, menurutnya, akibat dari kurangnya kekompakan dari anggota Iksandalika, terutama dari panitia acara Maulid Nabi. “Di bidang logistik kami kurang kompak sehingga ada beberapa hal yang terabaikan”, ungkapnya saat ditemui Rabu (21/1) kemarin. Selain itu, lanjutnya, di bidang teknis acara, ada beberapa penampilan yang tidak bisa ditampilkan karena ada kendala dan waktunya terlalu malam. “Nasyid Islami terpaksa kami tiadakan, karena yang bersangkutan tiba-tiba tidak siap, padahal persiapannya sudah matang. Kemudian mars Iksandalika yang sudah dibacakan oleh MC dalam susunan acara, juga kami blacklist karena melihat kondisi waktu yang sudah malam. Namun, meskipun begitu kami merasa puas”, tuturnya.

Berbeda dengan Aziz, masyarakat di sana belum merasa puas terhadap tampilan-tampilan anak-anak Iksandalika, terutama di pemandu acara (MC). Dalam acara kali ini MC acara memang ada sedikit kesalahan, sehingga hal ini memantik respons negatif masyarakat terhadap anak-anak Iksandalika. “Yang biasa aja, gak usah gaya-gayaan. Kami di sini orang awam, jadi tak usah diberi kata-kata yang nyeleneh yang akhirnya cara pengucapannya salah juga”, ungkap salah satu masyarakat yang namanya tak mau dikorankan.

Hal ini juga diakui oleh Herman, dia menyadari bahwa MC menggunakan bahasa Madura memang sangat baik ketika ada acara-acara yang melibatkan masyarakat. Namun, dia merasa keberatan karena MC dengan bahasa Madura itu sulit. “Kami merasa kesulitan untuk mengajari MC dengan bahasa Madura”, akunya. Sementara di tempat terpisah, Hariyadi, MC kondang yang sekarang menjabat sebagai Majelis Pertimbangan Pengurus (MPP) dan Direktur Duta Santri siap membimbing siapa saja yang ingin belajar MC dengan menggunakan bahasa Madura. “Saya siap mengajari, saya merasa malu terhadap respons masyarakat”, jelasnya saat ditemui Rabu (21/1) kemarin.[iet/yadi]


Share this video :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Duta Santri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger