PESSAN Sebagai Media Silaturrahim

Tak Memiliki Poin Untuk Dimusyawarahkan, Pertemuan Bulanan Tetap Eksis

PESSAN — Persatuan Santri dan Simpatisan (Pessan) sebagai satu-satunya organisasi yang mewadahi semua alumni PPA. Lubangsa Selatan tetap terlihat aktif. Sebab mereka para alumni meyakini bahwa sebuah perkumpulan memiliki nilai positif yang tak terukur (Nikmatul Ijtima’). Bagi, para alumni Organisasi PESSAN dianggap sebagai media untuk menerjemahkan signifikansi silaturrahim.  Sehingga tidak heran bila setiap hari Ahad wegi teman-teman alumni tetap eksis ngumpul, walaupun hanya untuk ngaji Riyadus Shalihin kepada pengasuh.

Acara pertemuan alumni per bulan, minggu (19/10) lalu  bertempat di rumah K. Wari Desa Jaddung Pragaan itu. Dalam cara tersebut, Amrullah sebagai Master of ceremony memulainya pada jam 14.30 wib yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Yasin yang dipimpin oleh K. Syamsul Arifin. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan tahlil oleh K. Syaikhul Umam, sementara do’anya dipimpin oleh K. Moh. Farid. Setelah pembacaan yasin dan tahlil usai, maka K. Moh. Halimi Ishom memulai ajian rutin, yaitu ajian kitab Riyadus Shalihin yang berakhir pada jam 15.51 wib.

Hariyadi, selaku perwakilan dari pesantren menjelaskan, “dalam acara pertemuan rutin per bulan pada minggu lalu berbeda dengan pertemuan sebelumnya; yakni kalau pada pertemuan sebelumnya, setelah selesai ajian kitab dilanjutkan dengan musyawarah, namun untuk pertemuan kali ini tidak ada acara  musyawarah sebab teman-teman alumni masih belum memiliki poin penting yang harus dirembukkan bersama. Hanya saja K. Syamsul Arifin selaku ketua PESSAN menyampaikan kepada forum bahwa PPA. Lubangsa Selatan akan membangun usaha pangkas rambut. Salah satu alasannya adalah banyak santri Annuqayah memotong rambut ke Salon yang bukan milik Annuqayah. Serta teman-teman alumni berusaha untuk membeli tanah sebelah utara masjid Lubsel dengan kisaran harga 125 juta, untuk dihibahkan kepada pesantren. 

Berkenaan dengan hal itu, Hariyadi juga menambahkan, “sebelum K. Syamsul Arifin menyampaikan tentang rencana membangun usaha pangkas rambut tersebut, Moh. Amir salah satu alumni telah berumbuk dengan saya untuk membangun usaha pangkas rambut tersebut (di luar pertemuan bulanan). Selain itu, forum menyepakati ada dua kotak kas; kas untuk pesantren dan kas untuk tuan rumah dengan nominal seikhlasnya. Namun, setelah kas jatah untuk tuan rumah tersebut diserahkan kepada K. Wari sebagai Shahibul Hajah, beliau tidak berkenan menerima, semua kas dihibahkan kepada pesantren,” tuturnya. [Yon/Ron/Lunk]
Share this video :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Duta Santri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger