PERPUSTAKAAN – Sejak tanggal 20 Mei 2014 kemarin perpustakaan pondok pesantren Annuqayah Lubangsa Selatan sudah tidak melayani peminjaman, dan dinyatakan resmi ditutup karena akan menghadapi ujian sekolah formal semester genap. Penutupan tersebut merupakan akhir dari masa jabatan 2013-2014. Meskipun liburan Ramadan masih lama, namun pustakawan sepakat untuk tidak membuka perpustakaan lagi setelah penutupan tersebut. Karena mereka harus mempersiapkan Laporan Pertangung Jawaban (LPJ) ke ketua pengurus selama satu periode. “Kami (pustakawan) setuju untuk tidak membuka perpustakaan lagi setelah ujian sekolah formal, karena kami harus mempersiapkan LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) ke pengurus pesantren,” ungkap salah satu pustakawan beberapa waktu lalu.
Herman, salah satu pengurus perpustakaan menuturkan bahwa di tengah-tengah kesibukannya belajar untuk menghadapi ujian semester genap, dia harus meluangkan waktunya untuk mengerjakan LPJ perpustakaan. Sebab pengurus pesantren terus mendesak kepada pustakawan agar segera melaksanakan LPJ tersebut. “Selain saya harus belajar materi ujian setiap malam, saya harus ke ruang perpustakaan untuk mengerjakan LPJ,” ujarnya.
Hal demikian dibenarkan oleh pustakawan yang lain, bahwa koordinator Puspenwas (Kepustakaan dan Pengembangan Wawasan) selaku penanggung jawab di perpustakaan terus-menerus mendesak pustakawan untuk segera melaporkan hasil perjalanan perpustakaan selama satu periode. Bahkan pengurus pesantren menargetkan LPJ tersebut harus terlaksana sebelum ujian sekolah formal selesai. “Kami (pustakawan) selalu didesak oleh koordinator Puspenwas untuk segera melaksanakan LPJ, bahkan dia menargetkan agar LPJ tersebut diselesaikan sebelum tanggal 31 Mei. Padahal saat itu ujian formal sebelum selesai. LPJ ini memang kewajiban kami, namun apakah dia tidak mengerti keadaan kami yang sedang menghadapi ujian?” kata salah satu pustakawan yang namanya tidak mau dikorankan.
Berdasarkan pantauan Duta Santri (DS), perpustakaan baru bisa melaksanakan LPJ pada Rabu malam (11/6). Ketua perpustakaan, Saiful Fawait, menuturkan bahwa pelaksanaan LPJ pada periode ini memang sangat berlarut-larut, karena dari pustakawan banyak yang sibuk. Mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan perpustakaan. “Akibat dari kekurang-kompakan tersebut, akhirnya proses LPJ ini sangat lama,” akunya saat ditemui di Blok B/06 pada Kamis (12/6). Dia melanjutkan, dalam pelaksanaan LPJ ini pustakawan mengundang ketua pengurus pesantren, pengurus departemen Puspenwas dan penasehat.
Ketua pengurus pesantren, Dedi Anwari, dalam pelaksanaan LPJ tersebut mengucapkan terima kasih kepada seluruh pustakawan yang telah sudi mengabdi di perpustakaan selama satu periode. Dia juga menyampaikan permohonan maaf atas segala kesalahan selama menemani pustakawan periode 2013-2014. “Saya ucapkan terima kasih kepada pustakawan, dan juga saya mohon maaf atas nama pribadi jika ada kesalahan, karena besok malam Sya’banan (malam nisfu Sya’ban),” tuturnya.
Setelah selesai penandatanganan LPJ sebagai bukti kongkret diterimanya laporan oleh ketua pengurus dan Puspenwas, pustakawan dan pengurus pesantren langsung melaksanakan pemilihan ketua perpustakaan periode 2014-2015. Dalam hal ini ada tujuh orang calon ketua, dan yang terpilih adalah Ainur Rifqi yang sebelumnya menjabat sebagai sekretaris perpustakaan. “Semua pustakawan untuk periode 2013-2014 ini ada sebelas orang. Empat orang dari mereka tidak akan menjadi pustakawan lagi. Yaitu Saiful Fawait, Iliyas, Herman, dan Al Farisi. Sedangkan sisanya yang berjumlah tujuh orang itu menjadi calon ketua perpustakaan semua. Setelah surat suara dihitung, Ainur Rifqi yang menjadi ketua perpustakaan periode 2014-2015,” jelas Moh. Husril Mubariq selaku penasehat perpustakaan. [Yon/Lunk/Hari].
Posting Komentar