Oleh : Badrul Tamam
Alhamdulillah, kita sudah berada di
bulan rajab, satu dari 4 bulan haram. Sangat ditekankan untuk
meningkatkan amal-amal shalih dan meninggalkan segala maksiat. [Baca:
Mengkhususkan Puasa di bulan Rajab]
Sahabat-Sahabat yang dirahmati Allah, riwayat-riwayat menerangkan keutamaan puasa Rajab yang bombastis sangatlah banyak. Namun secara umum, tidak ada dalil shahih tentang puasa khusus padanya—seperti para tanggal 1, 3, 7, dan seterusnya—untuk mengistimewakan bulan ini dengan meyakini keutamannya yang lebih besar dibandingkan pada bulan-bulan yang lain.
Memang terdapat hadis dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang menunjukkan anjuran berpuasa pada bulan-bulan haram (Rajab dan tiga bulan haram lainnya). Hadis itu berbunyi: "Puasalah pada bulan-bulan Al-Hurum (bulan Rajah, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, -Penerj.) dan hentikanlah (beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali)." HR. Abu Dawud no. 2428 dan didhaifkan oleh Al-Albani dalam Dhaif Abi Dawud).
Hadis ini—jikapun shahih—menunjukkan anjuran berpuasa pada bulan haram. Maka siapa yang berpuasa pada bulan Rajab untuk menjalankan hadis tersebut maka ia juga harus berpuasa pada bulan-bulan haram lainnya, maka ini tidak apa-apa. Namun jika mengkhususkan pada bulan Rajab saja, maka tidak boleh. Wallahu a'lam.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
Adapun puasa Rajab secara khusus, maka hadis-hadis (yang
menerangkannya) semuanya dhaif (lemah), bahkan maudhu' (palsu). Tidak
ada ulama yang bersandar kepada hadis-hadis tersebut. Ini tidak termasuk
dhaif yang boleh diriwayatkan dalam bab Fadhail (keutamaan-keutamaan
amal), tapi secara umum termasuk hadis-hadis maudhu’ yang dipalsukan.
Terdapat
di dalam al-Musnad (Imam Ahmad) dan selainnya, satu hadis dari Nabi
Saw, beliau memerintahkan berpuasa pada bulan-bulan haram: Rajab, Dzul
Qa'dah, Dzul Hijjah, Muharram. Maka ini tentang puasa pada empat bulan
secara keseluruhan, tidak hanya mengkhususkan Rajab." (Diringkaskan dari
Majmu' Fatawanya: 25/290)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
"Semua hadis yang menyebutkan tentang keutamaan puasa Rajab dan salat
pada beberapa malamnya adalah hadis dusta yang diada-adakan
(dipalsukan)." (Lihat al-Manar al-Munif, hal. 96).
Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
"Adapun puasa, tidak ada keterangan yang sah dari Nabi Saw dan para
sahabatnya tentang keutamaan puasa khusus pada bulan Rajab." (Lathaif
al-Ma'arif: 228).
Syaikh Utsaimin rahimahullah pernah
ditanya tentang puasa tanggal 27 Rajab dan shalat malam padanya. Beliau
menjawab: "Puasa pada hari ke 27 dari bulan Rajab dan salat pada malam
harinya dengan mengkhususkan hal itu adalah perkara bid'ah, dan setiap
perkara bid'ah (dalam ibadah,-pent) adalah sesat." (Majmu' Fatawa Ibnu
Utsaimin: 20/440).
Dalam
Fatwa beliau yang lain, “Tidak ada keutamaan khusus yang dimiliki oleh
bulan Rajab dibandingkan dengan bulan-bulan haram lainnya, tidak
dikhususkan umrah, puasa, salat, membaca al-Qur'an bahkan dia sama saja
dengan bulan haram lainnya. Seluruh hadis-hadis yang menyebutkan
keutamaan salat atau puasa padanya maka derajatnya lemah yang tidak
boleh dibangun di atasnya hukum syar’i.”
Namun
bukan berarti berpuasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis, tiga hari
setiap bulan, Puasa Dawud, atau puasa mutlak pada bulan Rajab tidak
diperbolehkan. Puasa-puasa tersebut tetap disyariatkan pada bulan Rajab.
Puasa-puasa sunnah ini di bulan Rajab sama seperti pada bulan lainnya,
yakni tetap disunnahkan.
Ibnu Shalah rahimahullah berkata,
“Tidak ada hadis shahih yang melarang atau menganjurkan secara khusus
berpuasa di bulan Rajab maka hukumnya sama saja dengan bulan lainnya
yaitu anjuran berpuasa secara umum."
Imam Nawawi rahimahullah berkata,
“Tidak ada larangan demikian pula anjuran secara khusus untuk berpuasa
di bulan Rajab akan tetapi secara umum hukum asal puasa adalah
dianjurkan." Wallahu a'lamu bi al-Shawab. [PurWD/voa-islam.com].
Posting Komentar