PESSAN – Forum Alumni PPA. Lubangsa Selatan Persatuan Santri dan Simpatisan (PESSAN) eksistensinya tetap terjaga. Sebab para alumni memandang PESSAN tidak hanya sebagai organisasi saja, melainkan dianggap sebagai forum silaturrahim antara alumni yang satu dengan yang lain, atau bahkan dengan pengasuh. Oleh karenanya, militansi untuk menjaga keberadaan PESSAN tumbuh dalam diri para alumni, dengan cara mereka hadir pada acara pertemuan rutin bulanan. Pertemuan rutin bulanan ini, pada Ahad (23/11) lalu bertempat di kediaman K. Rofi’ie Basyir Desa Jaddung Kecamatan Pragaan.
Menurut Hariyadi selaku anggota Majelis Pertimbangan Pengurus (MPP) dan sebagai perwakilan pengurus pesantren pada acara pertemuan rutin bulanan tersebut menjelaskan, bahwa rentetan acara pertemuan alumni bulanan yang bertempat di rumah K. Rofi’ie Basyir berbeda dengan pertemuan sebelumnya. “Jika pada pertemuan sebelumnya, acara dimulai dengan pembacaan yasin dan tahlil, namun pada waktu acara pertemuan rutin bulanan dimulai dengan pembacaan shalawat diba’ karena bersamaan dengan selamatan hari lahirnya putra ketiga K. Rauf Basyir adik kandung K. Rofi’ie Basyir. Bapak H. Zainal Abidin memulai pembacaan shalawat diba’ pada jam 14.18 WIB, yang kemudian disusul dengan pembacaan do’a oleh K. Moh. Halimi Ishom,” jelasnya.
Di samping itu, Hariyadi juga menuturkan bahwa setelah do’a usai dibacakan, K. Moh. Halimi sedikit memberikan tausyiah kepada hadirin tentang pentingnya tanggung jawab orang tua kepada anak. “Beliau menyampaikan lahirnya anak bagi orang tua. Pertama sebagai Qurrata A’yun (penyejuk), yakni menjadi anak saleh atau salehah yang kemudian bisa mendoakan orang tuanya. Kedua, lahirnya anak bagi orang tua adalah sebagai fitnah (ujian). Anak menjadi fitnah ketika kita sebagai orang tua gagal dalam mendidik, sehingga anak tersebut bandel dan lain sebagainya. Oleh karenanya maka orang tua memiliki tanggung jawab berat untuk mendidik anak menjadi saleh atau salehah. Dan ketika orang mampu mendidik anak dengan baik sehingga bisa saleh atau salehah maka lahirnya anak tersebut menjadi Qurrata A’yun (penyejuk) bagi orang tua,” tuturnya menyampaikan kembali apa yang dikatakan K. Moh. Halismi Ishom.
Setelah K. Moh. Halimi Ishom memberikan tausyiah, lalu beliau melanjutkan ajian kitab Riyadus Shalihin sebagai ajian tetap tiap pertemuan rutin bulanan. Ajian tersebut berlangsung sejak jam 14.59-15.49 WIB. Lain dari itu, seusai ajian berlangsung, Amrullah memimpin rapat sekaligus meminta laporan dari pengurus pesantren tentang pembangunan tempat wudu baru. “Saya selaku perwakilan dari pesantren melaporkan bahwa tempat wudu baru sudah mencapai 97%. Dan sebentar lagi akan segera digunakan,” tandas Hariyadi.
Tidak hanya itu, dalam rapat pertemuan rutin bulanan tersebut, K. Syamsul Arifin selaku ketua PESSAN meminta kepada forum untuk segera memilih penanggung jawab pembelian tanah yang berlokasi di utara Masjid PPA. Lubangsa. “Sebab tadi pagi pemilik tanah sudah sowan ke K. Moh. Halimi Ishom merelakan pembelian tanahnya dengan harga Rp. 125 juta, asal jangan ditawar lagi. Berkenaan dengan ketua panitia pembelian tanah tersebut, sebagian alumni mengusulkan dari pengurus pesantren, dan sebagian yang lain mengusulkan dari alumni. Namun dengan beberapa pertimbangan, forum menyepakati dari Alumni, yakni memilih bapak Amir sebagai ketua panitia. Sebelum rapat ditutup, ketua panitia terpilih menyampainkan kepada forum bahwa sejak pertemuan rutin bulanan mendatang, para alumni wajib membawa uang dengan nominal Rp. 125.000 sebagai uang patungan untuk membeli tanah tersebut. [Yon/Lunk/Ron]







Posting Komentar