Yang Berkeringat, yang Bermanfaat

Mengenal Saiful Fawait Sebagai Pemimpin Loyal

Tidak sedikit kita jumpai cita-cita dari seorang pemimpin ialah merancang segenap program, sebanyak dan seideal mungkin tanpa menimbang maksimalisasinya. Namun idealisme demikian, tidak menjadi rencana sosok pemimpin seperti Saiful Fawait. Ia hanya mencitakan lingkungan cinta baca-tulis di Perpustakaan. Karena fungsi dan misi utama dari Perpustakaan ialah mendambakan lahirnya pemikiran-pemikiran baru yang ideal, baik berbentuk tulisan atau hanya sekedar gagasan.
Roni Mulyadi, Lubsel
LUMINOSITAS citi-citanya sebagai pemimpin tampak dalam gegar tubuhnya selama ia menjabat ketua Perpustakaan PPA. Lubangsa Selatan periode 2013-2014. Santri yang duduk di Madrasah Aliyah Tahfidh ini mengemban amanah di Perpustakaan selama 266 hari, yaitu sejak 28 Agustus 2013 - 20 Mei 2014. Ia tidak pernah lelah menjalankan tugasnya, sekalipun minim pengayoman. “Andaikan tidak terlalu keras, saya bisa mengatakan, dalam melaksanakan amanah di perpustakaan, saya seperti anak ayam kehilangan induknya. Namun bagi saya, hal demikian bukan masalah, melainkan sebuah bumbu penyedap untuk memaksimalkan program perpustakaan menjadi sebuah hidangan bergizi,” terangnya.
Sambil duduk santai dengan suara pelan lalu bertutur, “cita-cita saya untuk program perpustakaan tidak seideal lembaga-lembaga lain. Jika lembaga lain membuat program sebanyak mungkin nan ideal, namun bagi saya sebaliknya. Saya hanya menargetkan satu program yang dianggap penting tapi harus dimaksimalkan,” jelasnya. Cinta baca dan tulis tercipta dalam Perpustakaan menjadi cita-cita santri asal lombang Batang-Batanag itu. “Akhirnya cita-cita itu tidak hanya menjadi mimpi belaka, melainkan benar-benar menjadi fakta sejarah,” ungkap santri yang memiliki ramalan bintang Capricorn itu kepada Duta Santri Selasa malam (10/6) pukul 19.30 Wib. di depan Perpustakaan.
Almamater Lubangsa Selatan terbaca publik, lantaran dijadikan identitas dari tulisan Pustakawan yang bertengger di harian Radar Madura hampir setiap hari Minggu. “Hingga saat ini sekitar 10 judul tulisan dimuat di koran tersebut, yaitu milik saya tujuh judul tulisan, kemudian Herman satu judul dan Ainur Rifqi dua judul. Di samping itu, teman-teman sebagai juara satu pada ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah yang diadakan PAC IPNU Guluk-Guluk, serta sebagai nominator dalam even lomba yang digelar PC NU Sumenep,” imbuhnya.

Sarung kotak-kotak, kopiah nasional dan baju lengan panjang menutupi seluruh tubuhnya, sembari memainkan jari menjadi ciri khas kesederhanaan hidup sosok Saiful Fawait. Di tangah-tengah kesibukannya, ia bercerita selain Pustakawan mengikuti beberapa ajang lomba di tingkat Kabupaten, juga akhir-akhir ini berpartisipasi di tingkat lokal, yaitu dalam even lomba “Annuqayah Menulis” yang digelar Madrasah Aliyah Tahfidh Annuqayah. Dalam even tersebut, enam Pustakawan mengikutinya, dan dua orang berhasil juara. “Saya sebagai juara I dalam karya tulis ilmiah dan resensi, Herman sebagai juara tiga LKTI,” katanya.
Tidak hanya itu, prestasi lain adalah penerbitan Mading Gaung yang jauh lebih maksimal dari pada tahun-tahun sebelumnya. Wait dan Pustakawan lainnya mampu menerbitkannya sebanyak enam edisi. Hal itu perlu mendapat apresiasi, sebab dalam sebuah penerbitan bukan sesuatu yang mudah, akan tetapi memerlukan kerja ekstra, terutama dalam pengumpulan naskah. “Saya tidak butuh sanjungan, namun akan lebih semangat jika kerja teman-teman pustakawan bisa dihargai walaupun hanya dengan sebuah pengayoman,” paparnya.
 
Di samping sekian prestasi yang dituturkan, keluh kesah seiring hembusan nafasnya muncul dari mulut santri kelahiran  1 Januari 1994 itu. Ia menceritakan, selama kepemimpinannya, di Perpustakaan tidak pernah mendapatkan pengayoman serta arahan-arahan yang bisa memotivasinya. Ia hanya bisa kesal dengan kondisi demikian. Sering kali mendapat kritikan, namun tidak pernah menawarkan solusi untuk membangun. Kritik yang diberikan hanya bersifat destruktif (merusak/membongkar), bukan kritik bersifat konstruktif (membangun). “Bahkan di akhir masa juang saya banyak hambatan dan halangan datang bertubi-tubi. Namun saya tetap berusaha untuk selalu bangkit, dan tegar menghadapinya, sekalipun tidak sedikit pula orang yang mencibirnya,” tegasnya.
Share this video :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Duta Santri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger