PESSAN - Acara Temu Alumni dua bulanan yang bertempat di kediaman Ust. Syamsul Arifin Taswi, Lengkong Bragung Guluk-Guluk pada Ahad (1/6) dimulai pada jam 14.12 WIB. Amrullah selaku sekretaris PESSAN, membuka acara tersebut dan mempersilakan Ust. A. Muqit Amir untuk memimpin pembacaan yasin dan tahlil. Sedang pembacaan doa dipimpin oleh pengasuh PPA. Lubangsa Selatan K. Moh. Halimi Ishom. Sepuluh menit kemudian, ajian kitab Riyadhus Shalihin dimulai dan berakhir pada jam 15.27 WIB.
Sebagaimana biasa, usai ajian kitab para alumni bermusyawarah. Pokok bahasan yang dimusyawarahkan tidak lain adalah tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya, yaitu seputar pembangunan jeding tempat wudu santri. Pada kesempatan itu, Amrullah sebagai pimpinan rapat pertama-tama memberikan kesempatan kepada utusan dari pesantren yang dalam hal ini diwakili oleh Naufil Musfa selaku koordinator pembangunan PPA. Lubangsa Selatan. Dalam penyampaiannya, Naufil dibantu oleh Ust. Syamsul Arifin Taswi untuk menjelaskan proses pelaksanaan proyeknya. “Alhamdulilah proyek pembangunan ka’dinto ajelen lancar, masalah obeng jugen lancar sanaossa ollena aotang (Alhamadulilah proyek pembangunan ini berjalan lancar, masalah uang juga lancar sekalipun didapat dari hutang),” tuturnya.
Dia juga memaparkan beberapa sumbangan dari para alumni dan simpatisan, baik yang berupa barang ataupun uang. Semua dilaporkan dengan sangat rinci dan jelas hingga disampaikan bahwa proyek pembangunan tempat wudu baru itu sampai saat ini menyisakan utang + 13 juta rupiah.
Dari paparan tersebut, menurut Hariyadi yang juga mewakili pengurus pesantren untuk hadir ke acara itu, spontan mengundang reaksi dari para alumni. “Rawakit dari Dasuk, mengusulkan untuk tahun ini diadakan temu alumni dan wali santri seperti yang dilaksanakan tiap 2 tahun 1 kali, namun dari bebera alumni yang lain menolak karena sempitnya waktu hingga pelaksanaan HIMA (Haflatul Imtihan Madrasah Annuqayah, Red) 2014”
K. Mushleh Alif dari Kolor Sumenep, mengusulkan pertemuan rutin dua bulanan diubah menjadi sebulan sekali. “Kadipona misal epon pertemuan ka’dinto elaksana’agi sappen bulen (bagaimana kalau pertemuan ini dilaksanakan tiap satu bulan),” katanya. Dia menambahkan, tujuan dari pertemuan setiap satu bulan itu agar ajian kitab Riyadhus Shalihin bisa hatam dengan cepat. Selain itu sebagai sarana untuk menggalang dana dari para alumni untuk menutupi utang utang pembangunan yang direncanakan akan selesai sebelum HIMA itu.
Usulan dari K. Mushleh sedikit menjadi pertimbangan dari para alumni yang lain dan mendapat respon positif dari K. Zainal Abidin Lengkong Barat Bragung. Dia juga memaparkan tentang nikmatnya ngaji kitab bersama pengasuh. “Dalam menjalani hidup di masyarakat saat ini, sangat sulit bagi saya untuk bisa ngaji kitab. Jadi saya bersyukur bisa ngaji kitab lagi, apalagi ngaji ke pengasuh kita,” ungkapnya. “Kalau sejak tadi diusulkan, tujuan dari pertemuan ini salah satunya adalah sebagai bentuk penggalangan dana, itu hanya berlaku bagi yang punya. Yang terpenting adalah mengajinya. Kalau tidak punya uang ya tidak masalah, jangan sampai tidak hadir ke pertemuan ini dengan alasan tidak punya uang,” sambungnya yang disambut tawa kecil dari para alumni yang lain.
Kemudian Amrullah sebagai pimpinan rapat kembali menawarkan kepada forum, dan akhirnya forum sepakat bahwa pertemuan rutin Persatuan Santri dan Simpatisan PPA. Lubangsa Selatan akan dilaksanakan tiap sebulan sekali, pada Ahad pasaran Legi. Akhirnya sebagai pemangku kebijakan K. Moh. Halimi Ishom memberi keputusan. “Kalau forum sudah sepakat, saya juga sepakat dari apa yang sudah dimusyawarahkan,” tuturnya. Akan tetapi keputasan akhir untuk rencana pertemuan berikutnya masih kondisional. “Namun untuk pertemuan berikutnya, kalau mengikuti kesepakatan yang sekarang, itu rasanya tidak mungkin. Karena kisaran waktu 1 bulan ini, bahkan sampai bulan berikutnya, kita akan menghadapi acara haflah, bulan puasa dan penerimaan santri baru,” imbunya. [Ron/Hari].







Posting Komentar