MADRASAH DINIYAH – Selesai sudah santri-santri PPA. Lubangsa Selatan mengikuti pelaksanaan ujian semester gasal lembaga pendidikan formal di tingkat Madrasah Ibtidaiyah hingga tataran Madrasah Aliyah sederajat. Selanjutnya mereka akan menghadapi ujian lembaga pendidikan non-formal Madrasah Diniyah. Namun, pada ujian yang hendak dilaksanakan pekan terakhir bulan Desember itu, tampaknya akan ada sebagian santri yang tidak bisa ikut ujian. Pasalnya, sejumlah santri tersebut belum tuntas melakukan setoran hafalan wajib. “Dalam satu tahun siswa wajib melaksanakannya sebanyak 20 kali setoran,” ucap Ahmad Rofiqi Waka Keuangan sekaligus TU Bag. Administrasi Madrasah Diniyah. “Jadi untuk batas minimalnya, melakukan 10 kali setoran selama satu semester,” sambung santri asal Guluk-Guluk Barat Guluk-Guluk itu saat ditemui di depan kantor pesantren Kamis (25/12) pagi.
Menurut kepala Madrasah Diniyah Moh. Wahied sebagian besar yang belum kelar melaksanakan setoran minimal terdapat pada siswa kelas akhir. Sebagaimana diumumkan langsung pada Selasa (23/25) malam, pihaknya akan mengambil langkah tegas untuk mereka yang lalai, bahwa siswa-siswa tersebut tidak akan berhak ikut ujian. “Mon se niat ngentengaki, tak epanoro’a ujian (bagi yang niat enteng [dengan tidak menyetor hafalan], maka tidak akan kami ikutkan ujian),” papar Wahied—sapaan Moh. Wahied—pada Duta Santri Kamis (25/12) pagi.
Sementara, persoalan tersebut tidak hanya berhenti di situ. Tapi, pihak Madrasah Diniyah akan melakukan tindak lanjut agar mereka yang lengah tidak mengulanginya. Wahied menegaskan, bahwa sebelum libur maulid nanti para orang tua atau wali mereka masing-masing akan dipanggil. Hal ini, menurut Wahied, sebagai upaya kerja sama antara pengurus Madrasah Diniyah dengan pihak keluarga santri bersangkutan untuk menekan kelalaian santri dalam melaksanakan penyetoran hafalan wajib. “Sebelum mereka pulang untuk mengikuti libur maulid, kami akan memanggil orang tua mereka,” ucap santri lulusan Fakultas Ushuluddin Instika itu dengan menggunakan bahasa Madura.
Berbeda dengan apa yang disampaikan Wahid, Helmi selaku Waka Kesiswaan merangkap sebagai Wali Kelas II saat diwawancarai sore hari (25/12), bahwa belakangan pihak madrasah mempunyai keputusan lain. “Pastinya kurang banyak tahu. Awalnya dari pengasuh, bagi mereka yang lalai tidak boleh ikut ujian. Tapi sepertinya Wahied memberikan kebijakan lain dan memberi keringanan pada mereka untuk ikut ujian,” jelasnya.
Berkaitan dengan pelaksanaan ujian nanti, permasalahan bukan hanya pada sebagian santri yang tidak tuntas menyetor hafalan wajib. Tapi sampai berita ini rampung ada juga siswa yang belum kelar menyelesaikan sanksi alpa dan tidak melunasi tanggungan keuangan kartu ujian. Oleh karenanya, pembagian kartu ujian pun belum selesai semua. “Ya, masih ada sebagian kecil siswa yang belum melaksanakan sanksi,” ucap Mukhammad Hamdy Waka Kesiswaan dan Wali Kelas VI Madrasah Diniyah kemarin (25/12) pagi.
Sebagaimana disampaikan Mukhammad Hamdy, Rofiqi juga menyatakan hal yang sama. Pihaknya pun tetap mengusahakan agar penyanksian segera beres biar ujian berlangsung sukses. “Penyanksian, dari tahun sebelumnya tidak pernah ada yang tidak tuntas. Dan sekarang akan diusahakan selesai malam ini (tadi malam, Red.),” terangnya. [Riel/Lunk/Ron]







Posting Komentar