Komnas Kembali ‘Panas’

LUBANGSA SELATAN – PPA. Lubangsa Selatan memiliki banyak organisasi, yang mana organisasi tersebut dinaungi langsung oleh pengurus pesantren. Namun dari sekian banyak organisasi itu, ada satu organisasi yang tidak dinaungi oleh pengurus pesantren. Organisasi yang berdiri sejak beberapa tahun lalu itu diberi nama Komnas (Komunitas Nyantai Sore). Sesuai dengan namanya, komunitas ini mempunyai suatu kegiatan yang dilaksanakan di sore hari. Kegiatannya berupa diskusi dan bedah tulisan non-fiksi, yang biasanya dilaksanakan satu minggu satu kali dan bertempat di area bukit Lancaran.

Menurut sejarahnya, komunitas ini dirintis oleh Khairul Umam santri asal desa Lanjuk Manding Sumenep. Setelah Umam, panggilan akrab Khairul Umam, berhenti memondok, komunitas ini tidak ada yang melanjutkan. Baru setelah tahun 2012 Komnas ini dihidupkan kembali  oleh Asip Irama dan Moh. Siddiq. Pada masa itu Komnas bisa dikatakan berjalan secara optimal. Diskusi dan bedah tulisan terus diadakan setiap minggu, bahkan Komnas di tangan Asip ini sempat beberapa kali menerbitkan selebaran yang berisi tulisan dari anggota Komnas itu sendiri.

Setelah Asip Irama dan Moh. Siddiq berhenti mondok, komunitas ini kembali ‘mati’ karena tidak ada penerusnya. Namun di akhir tahun 2014 ini Komnas kembali ‘unjuk gigi’ di hadapan santri PPA. Lubangsa Selatan yang dipelopori oleh Moh. Iliyas, Al Farisi, dan Herman.

Akan tetapi Komnas saat ini kegiatannya lebih ditekankan pada diskusi. “Untuk sementara kami lebih difokuskan pada diskusi dulu,” kata Moh. Iliyas saat ditemui di Kantin As-Shafa Kamis kemarin (27/11).

Menurut Herman, Komnas ini baru dihidupkan kembali pada tanggal 16 Nopember 2014 dan kegiatannya dilaksanakan setiap malam Senin yang bertempat di sebelah selatan masjid PPA. Lubangsa Selatan. “Baru dua kali kegiatan Komnas ini dilaksanakan. Malam Senin pertama bedah tulisan punya Agus Sa’od sedangkan malam Senin selanjutnya bedah tulisan punya Ainur Hafidz,” terangnya.

Disinggung tentang anggota, dia mengatakan, anggotanya terbuka untuk seluruh santri PPA. Lubangsa Selatan yang bersedia berproses bersama-sama. “Untuk anggota tidak hanya untuk santri Dungkek Community (santri yang berasal dari Dungkek. Red), akan tetapi terbuka untuk umum. Dan pada pertemuan kedua alhamdulillah anggotanya sekitar dua puluh orang. Lebih banyak dari pertemuan pertama,” lanjut santri yang menjabat sebagai ketua Ikatan Santri Muda Lintas Kecamatan (Iksandalika) tersebut. [Iet]

Share this video :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Duta Santri - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger