Sebagai laporan KBM tiap akhir tahun, Madrasah Diniyah melaksanakan rapat evaluasi bersama dewan guru dan pengasuh
MD – Jum’at siang (23/5) Madrasah Diniyah PPA. Lubangsa Selatan laksanakan rapat evaluasi tahunan bersama dewan guru dan pengasuh yang bertempat di musala PPA. Lubangsa Selatan. Rapat ini diawali dengan pembacaan surah Al-Fatihah yang dipimpin oleh Abd. Wahid Basyir pada jam 14.00 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan tahlil bersama dipimpin oleh Abd. Muqit Amir. Selang 15 menit kemudian, pembacaan tahlil usai, Abd. Wahid sebagai kepala Madrasah memimpin jalannya rapat evaluasi.
Menurut kepala Madrasah, Abd. Wahid, menuturkan bahwa diadakannya rapat evaluasi tahunan ini, adalah untuk melaporkan kegiatan belajar mengajar (KBM) Madrasah Diniyah selama satu tahun. Kegiatan dimaksud mulai dari kinerja pengurus diniyah termasuk juga kenakalan siswa serta apa saja kekurangannya dalam realisasi KBM Madrasah Diniyah. “Oleh sebab itu, dalam rapat evaluasi tahunan ini saya mengundang dewan guru dan pengasuh untuk mengevaluasi kegiatan tersebut,” kata laki-laki berkacamata itu.
Abd. Wahid menambahkan, “saya melaporkan KBM Madrasah Diniyah secara umum, kemudian semua dewan guru diberi waktu untuk mengevaluasi hasil laporan tersebut sekaligus diminta tawaran solusinya”. Berkaitan dengan itu, K. Moh. Halimi sebagai pengasuh sekaligus bagian dari dewan guru yang hadir mengevaluasi tentang KBM Madrasah Diniyah yang perlu diperbaiki. Di antaranya ialah, dalam pelaksanaan KBM selanjutnya, pengurus Diniyah diharapkan untuk lebih menfungsikan wali kelas dan penasihat dalam rangka penertiban siswa Madrasah Diniyah. Dalam artian wali kelas berusaha semaksimal mungkin untuk menertibkan. “Jika belum berhasil dengan beberapa siswa, sebagian siswa tetap nakal, maka siswa yang bersangkutan dihadapkan kepada penasehat,” jelasnya.
Senada dengan hal itu, Abd. Muqit Amir sebagai salah satu dewan guru juga mengevaluasi tentang syarat kenaikan siswa berupa hafalan. Abd. Muqit menyayangkan jika syarat kenaikan siswa hanya untuk kelas I, II dan III. Akan tetapi syarat tersebut, dia mengharapkan, juga diberlakukan kepada siswa kelas IV, V dan VI. Pihaknya mengatakan, untuk menerapkan sesuatu yang baik dalam dunia pendidikan harus melalui “keteladanan”. Keteladanan yang dimaksud adalah harus memperbaiki dan menertibkan terlebih dahulu siswa kelas IV, V dan VI sebagai senior dari kelas I, II dan III. “Sehingga jika kelas IV, V dan VI sudah mampu ditertibkan maka secara otomatis siswa kelas I, II dan III akan tertib pula,” ungkapnya.
Berkaitan dengan maksimalisasi KBM, termasuk juga kenakalan siswa Madrasah Diniyah, Rofiq Syuja’ mewarkan solusi yaitu dengan cara mengubah struktur pengurus Diniyah. “Selama ini struktur pengurus Diniyah menggunakan kepala dan wakil kepala, sementara Tata Usaha (TU) dan bagian kurikulum dibedakan, sehinggga dalam pelaksanaannya kepala terkesan bekerja sendiri. Oleh karena itu, untuk selanjutnya harus meniru struktur pengurus di sekolah formal, misal Kepala, kemudian di bawahnya ada Waka (wakil kepala) Kurikulum, Waka Administrasi dan Waka kesiswaan. Jadi, siswa-siwa yang nakal harus diatasi oleh Waka Kesiswaan tersebut. dan struktur semacam ini akan mengurangi beban kepala Madrasah Diniyah,” ucapnya.
Namun, beberapa kelemahan KBM Madrasah Diniyah yang telah dilaporkan Kepala di atas bukanlah sebuah kegagalan melainkan telah dianggap sebuah prestasi. Sebab untuk menerapkan sistem hafalan walaupun hanya untuk siswa kelas I, II dan III bukan sesuatu yang mudah. Sementara sistem hafalan tersebut, Madrasah Diniyah sudah mampu menerapkan dengan lancar walaupun masih memerlukan perbaikan dalam sistemnya. “Jadi, rangkaian KBM Madrasah Diniyah tahun ajaran 2013-2014 sudah bagus dibanding dengan tahun sebelumnya atau bahkan dibandingkan dengan Madrasah-Madrasah Diniyah yang lain,” tegas Abd. Muqit Amir saat rapat evaluasi hampir selesai. [Yon/Lunk/Vil/Ron].







Posting Komentar