Lima Orang Panitia, Tetap Semangat Laksanakan Bahtsul
Masail Lintas Pesantren
Lubangsa Selatan – Jum’at (31/1), Departemen Kepustakaan dan
Pengembangsan Wawasan (Puspenwas) melaksanakan salah satu programnya, yaitu
bahtsul masail lintas pesantren. Kegiatan bahtsul masail ini, berlangsung dari
jam 14.00-16.00 Wib. yang bertempat di Auditorium Madrasah Diniyah PPA. Lubsel.
Namun, sebelum acara dimulai K. Moh. Halimi Ishom, pengasuh PPA. Lubangsa
Selatan menyampaikan dalam sambutannya bahwa kegiatan batsul masail adalah
salah cara untuk membangun jaringan antar pondok dalam rangka musyawarah
bersama. Dan juga menyampaikan permintaan maaf kepada peserta bahtsul masail
terutama undangan yang dari luar, sebab PPA. Lubangsa Selatan Masih belajar.
Ungkap Helmi Usman, selaku koordinator Dep. Puspenwas.
Lebih lnjut, Helmi menelaskan bahwa diadakannya
bahtsul masa’il tersebut sebagai salah satu wadah untuk tetap memelihara budaya
kajian keilmuan melalui kitab-kitab kuning. “Tujuan diadakannya kegiatan
bahtsul masail tersebut ialah sebagai realisasi program kerja Puspenwas, dan
juga merupakan salah satu usaha untuk menjaga tradisi kajian kitab seperti pada
tahun sebelumnya. Kegiatan bahtsul masail merupakan warisan dari senior, yang
dilaksanakan setiap 3 bulan satu kali,” ungkapnya.
Menurut Ketua Panitia, Daifur Rahman, peserta dalam
bahtsul masail tersebut, ialah santri PPA. Lubangsa Selatan, Lubangsa Raya, Latee,
Nirmala, Karang Anyar, PP. Al-Is’af (Kalabaan Guluk-Guluk), PP. Al-Muqri (Prenduan
Pragaan), PP. Al-Bustan (Pordapor Guluk-Guluk), PP. Al-Ihsan (Pakamban Pragaan),
PP. Al-Hidayah (Lengkong Bragung Guluk-Guluk), PP. Nurul Yaqin (Lembung Lenteng),
PP. Raudlah Najiyah (Lengkong Bragung Guluk-Guluk), PP. Matlaun Najah (Angsanah
Bragung Guluk-Guluk). Walupun demikian, Daifur tidak bisa menutupu rasa
kekecewaannya, karena undangan yang dari pesantren luar Annuqayah tidak hadir
semua. “Padahal satu hari sebelumnya sudah kami konfirmasi Via SMS
kepada pesantren-pesantren yang telah kami undang,” Ujarnya.
Pokok bahasan dalam musyawarah bahtsul
masail kali ini adalah tentang bagaimana membangun dua masjid dalam satu desa.
Kemudian pertanyaan yang kedua, adakah ketentuan syara’ yang mewajibkan hanya
satu masjid dalam satu desa? “Peserta musyawarah memutuskan dan disahkan oleh
K. Hesbullah sebagai mushahhih bahwa membangun dua masjid dalam satu desa dengan
alasan ada kebutuhan, dan tidak menimbulkan fitnah hukumnya boleh. Dan jawaban
untuk pertanyaan yang kedua ialah dalam syara’ tidak ada ketentuan membangun
satu masjid dalam satu desa, karena shalat jum’at bisa dilaksanakan di
tempat-tempat lain,” ungkap Helmi Usman saat ditemui di kantor Madrasah Diniyah.
Helmi menambahkan bahwa pelaksanaan
kegiatan bahtsul masail sudah cukup sukses, walaupun masih ada sedikit banyak
kekurangan. “Hal itu, kami memaklumi karena jajaran panitia dalam kegiatan
bahtsul masail tersebut masih dalam tahap belajar, itupun hanya lima orang.” Terangnya.
“Kami tetap berusaha untuk memperbaiki pada pelaksanaan kegiatan bahtsul masail
mendatang,” imbuh santri yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Madrasah
Diniyah itu.
Lain dari itu, Daifur menjelaskan
bahwa pelaksanaan bahtsul masail tersebut masih jauh dari kesempurnaan. Hal itu
disebabkan karena dari sepuluh panitia, yang kerja secara maksimal hanya lima
orang. Karenanya, yang menjadi faktor ketidakmaksimalan dalam acara bahtsul
masail tersebut salah satunya adalah minimnya kekompakan panitia. “Adanya
beberapa kekurangan tersebut menjadi bahan evaluasi bagi kami untuk pelaksaan bahtsul
masail mendatang,” katanya. [Yon]






Posting Komentar