PUSPENWAS – Sejak 10 tahun silam, PPA. Lubangsa Selatan memiliki organisasi santri yang berorientasi kemasyarakatan. Organisasi tersebut hanya menampung santri yang berasal dari Sumenep bagian timur dengan nama Ikatan Santri Muda Lintas Kecamatan (Iksandalika). Organisasi daerah (Orda) yang berada di bawah naungan pengurus Kepustakaan dan Pengembangan Wawasan (Puspenwas) ini rutin melaksanakan pelatihan setiap malam Jum’at. Kegiatannya, seperti pelatihan MC (Master of Ceremony), qori’, shalawat, tartilul Qur’an, ceramah keagamaan, dan yang lainnya.
Selama ini, orda yang sekarang dipimpin oleh Herman S. itu berjalan apa adanya. Artinya tidak ada kompetisi antarorda untuk melangkah lebih maju. Sebab keberadaannya merupakan organisasi tunggal alias sebagai satu-satunya orda yang ada di PPA. Lubangsa Selatan. Namun, kini kompetisi antarorda sepertinya akan segera tercipta. Pasalnya, Lubangsa Selatan kini sudah mempunyai organisasi baru selain Iksandalika, yakni sebuah organisasi yang juga dinaungi oleh Puspenwas.
Pada Senin (20/10) malam, pembukaan kegiatan organisasi yang baru berdiri itu dilakukan. Semua anggota berkumpul di lapangan PPA. Lubangsa Selatan dengan membentuk bundaran sambil menyalakan lilin. “Malam itu acaranya adalah pembukaan kegiatan orda. Tapi nama dan ketuanya masih belum dibentuk,” ungkap Helmi koordinator Puspenwas saat ditemui di depan kantor pesantren pada Rabu (22/10) sore.
Daifur Rahman bendahara pesantren yang juga terlibat dalam pembentukan orda baru tersebut mengatakan, bahwa anggota orda itu tidak melibatkan pengurus pesantren. Ach. Fairuzzabadi selaku santri yang dipercaya mengoordinir orda, membenarkan penyampaian Daifur tersebut. Lebih lanjut, tatkala ditanya soal nama dan susunan pengurus organisasi Fairuz mengutarakan, pihaknya lebih mengedepankan kegiatan daripada nama orda. “Saya berkaca pada KCN (Komunitas Cinta Nulis) yang awalnya hanya ngumpul-ngumpul. Kita menjalankan kegiatan terlebih dahulu, baru (penentuan) pengurus dan nama orda,” jelasnya pada Rabu (22/10) malam. “Untuk minggu ini, kami fokus untuk mengaktifkan kegiatan,” tambahnya.
Berkenaan dengan kegiatannya, kata Fairuz dibagi menjadi dua, yakni kegiatan umum dan khusus. “Yang khusus diberi nama: pertama, Harokatul Fatah Hubban Litartilil Qur’an. Disingkat dengan Harfat LS. Kegiatan kedua, Harokatul Fatah Hubban Lishalawatin Nabi. Disingkat dengan Harfat LS,” katanya. “Kegiatan yang ketiga, DKI singkatan dari Diskusi Keilmuan Islam,” imbuh santri asal bragung itu.
“Untuk kegiatan umum kami istilahkan dengan pertemuan akbar tiap bulan sekali, sebagai ajang evaluasi. Dalam acara itu, kami akan mengundang semua orda dan komunitas di Lubangsa Selatan,” tutur Fairuz. Saat ditanya berasal dari daerah apa saja yang menjadi anggota ordanya, Fairuz mengatakan ialah santri-santri yang berasal dari daerah Sumenep ke barat. “Terutama Guluk-Guluk, pasongsongan, Pragaan, Ganding, Lenteng,” terangnya. Kemudian, tambah Fairuz, anggotanya juga berasal dari kabupaten Pamekasan secara umum tanpa ada pemetaan desa/kecamatan tertentu karena santri yang berasal dari kota yang mempunyai julukan “Kota Pendidikan” tersebut masih terbatas. [Riel/Ron/Vil/Lunk]







Posting Komentar